Saat Si Kecil Digigit Semut

Friday, February 28, 2020

Menjelang magrib Si Kecil berdiri di depan jendela kamar, melihat ke arah luar. Mukanya sumringah, seakan bilang 'terima kasih karena sudah mengizinkan aku berada disini', karena sore tadi dia sempat ku larang berdiri disana. Pasalnya tadi kondisi jendela tertutup dan Si Kecil berusaha membukanya, takut kejepit.

Dia senang, tapi kemudian dia berbalik badan dan kulihat tangannya dikerumuni semut. Aku auto panik, langsung ku kibas-kibas semutnya dan itu justru membuat para semut makin ganas. Dia mulai menggigit tangan anakku, bahkan tanganku juga.

Ku buka baju Si Kecil, takut masih ada semut yang tersisa. Ku olesi bentol-bentol bekas gigitan semut pakai minyak telpon. Si Kecil tidak menangis, tapi dia gelisah, garuk-garuk tangannya yang gagal.

Haduh, niat membiarkan anak mengeksplorasi lingkungan sekitar malah berujung petaka 😢

Pada saat kejadian, suami ada di lokasi (kamar), dia tenang, nggak panik dan nggak menyalahkan aku yang membiarkan anak kami bermain dekat jendela, padahal sedari sore dia melarang nya sampai Si Kecil merasa kesal (karena dilarang main di area dekat jendela). Nah, yang ku takutkan adalah respon dari kakek dan nenek. Di dalam pikiran ku, mereka akan marah, menganggap aku abai akan keselamatan anak. Padahal mereka sangat hati-hati dan benar-benar menjaga saat mengasuh Si Kecil sewaktu aku kerja. Pernah suatu hari mereka mendapati sekerumunan semut masuk ke kamar, langsung mereka semprot dan memberitahu ku, kalau-kalau masih ada semut yang tersisa, takut menggigit Si Kecil. Sebegitunya mereka sayang pada anakku.

Beruntung nya waktu itu Si Kecil dalam kondisi ngantuk. Jadi ku susui bentar, dia langsung pulas tertidur. Ku olesi kembali bentol-bentol yang ada. Sekitar pukul 19.00 bayiku terbangun dan ku lihat bentolnya sudah memudar.



No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.