Gagal Imunisasi Campak
Alhamdulillah, drama diare sudah selesai. Si Adek BAB hanya 1 kali di pagi hari, dan juga sudah tidak demam lagi. Jumat, 10 Januari, jadi bisa imunisasi campak (rencananya).
Imunisasi campak di puskesmas terdekat ini memang dijadwalkan hanya di hari Jumat. Aku daftar seperti biasa, datang jam 08.00 kurang, dapat antrian pendaftaran No. 7. Bayar Rp. 10.500,- semua beres.
Antri di Poli Anak, lumayan rame. Mungkin karena aku datang di tanggal sekian, biasanya aku datang di tanggal 20an.
Begitu nama anakku dipanggil, ditanya dalam kondisi sakit atau tidak, aku menceritakan apa yang dialami anakku. Demam dan diare beberapa hari yang lalu dan juga sakit gatal yang dialami sekarang. Begini penampakannya;
Antri di Poli Anak, lumayan rame. Mungkin karena aku datang di tanggal sekian, biasanya aku datang di tanggal 20an.
Begitu nama anakku dipanggil, ditanya dalam kondisi sakit atau tidak, aku menceritakan apa yang dialami anakku. Demam dan diare beberapa hari yang lalu dan juga sakit gatal yang dialami sekarang. Begini penampakannya;
Kasihan ya ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Di kaki, tangan, dan telapak kaki.
Sedih banget ya AllahðŸ˜ðŸ˜
Lanjut pemeriksaan BB dan suhu. Alhamdulillah suhu normal. BB 7,4 kg meski aku nggak yakin kebenarannya, tapi cukup melegakan hati 😌
Selanjutnya aku menunggu antrian untuk dieksekusi.
Menunggu beberapa antrian, anakku dipanggil. Ku sampaikan kalau ingin imunisasi campak. Tapi melihat catatan pemeriksa sebelumnya, aku menunjukkan kulit anakku yang gatal. Aku dialihkan ke ruang pemeriksaan (bukan ruang imunisasi). Bidan mengatakan sakit gatalnya disembuhkan lebih dulu, imunisasinya ditunda minggu depan. Imunisasi campak masih bisa sebelum anak usia 1 tahun.
Akhirnya aku diresepkan salep dan racikan untuk diminum. Kata bidan, sakit gatal itu karena bakteri, bukan karena alergi makanan.
Selesai, aku antri ambil obat di bagian Farmasi.
Sebenarnya aku agak kontradiktif ya, kemarin bilang nggak mau periksa ke puskesmas, eh sekarang diberi "kesempatan" untuk merasakannya. Ternyata klo masih bayi gini ditangani oleh bidan, bukan dokter umum, (atau mungkin tergantung diagnosis penyakit nya).
Huh, punya anak sakit dan harus minum obat, rasanya menantang sekali. Kencangkan ikat kepala, aku nggak boleh menyerah!
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^