Mau Undang Siapa?
Sebagai anak baru, ini bukan pertama kalinya aku mendapat undangan pernikahan. Hanya saja, kali ini terasa lebih spesial karena undangan datang dari sesama anak baru.
Kenapa spesial? Bukan karena di instalasi PDE hanya aku yang diundang --aku justru bingung mau kondangan sama siapa besok >.< Terasa spesial ya karena dia juga anak baru, sama seperti aku.
Aku, sedari awal aku disini, terkadang kepikiran, besok kalau nikah, mau undang siapa ya? Satu instalasi PDE pasti diundang. Orang-orang yang suka 'nongkrong' di PDE juga pasti diundang. Tapi selain mereka, siapa lagi yang perlu diundang? Apakah orang dengan jabatan tinggi seperti Pak Direktur harus diundang? Wadir Umum dan Keuangan? Kepala Bagian? Orang-orang administrasi?
Kebanyakan aku hanya hapal muka, tidak tahu nama. Aku rasa, mereka pun demikian kepadaku. Mereka tahu aku dari instalasi PDE, tapi aku juga tak yakin mereka tahu namaku. Hahaha. Setiap kali ke ruangan, aku ditanya 'rumahnya mana mbak?', ketemu di luar ruangan saling lempar senyum. Ya hanya sebatas itu. Diundang? kok ya nggak sepenuhnya kenal. Nggak diundang? tapi di kantor tahu orangnya. Buahahaha.
Mungkin karena masih kepikiran hal semacam itu, jodoh belum datang menjemput. Mungkin Alloh ingin aku lebih mengenal orang-orang disini lebih lama, sehingga kelak hingga waktunya tiba, aku akan mengundang mereka karena aku memang benar-benar kenal mereka. Baiklah :)
Nah, hubungannya dengan cerita di awal, mungkin aku bisa menjadikan temanku (yang mengundang) sebagai referensi, kira-kira dia mengundang orang sekelas Pak Direktur nggak ya? :p
Nah, hubungannya dengan cerita di awal, mungkin aku bisa menjadikan temanku (yang mengundang) sebagai referensi, kira-kira dia mengundang orang sekelas Pak Direktur nggak ya? :p
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^