Bioskop dan Tiket Go Show
Pertama kali aku nonton film di bioskop itu di tahun 2012, saat usiaku sudah 20 tahun. Kala itu, film yang ku tonton adalah Negeri 5 Menara. Man jadda wa jadda. Duh, malu ya sama bocah milenium jaman sekarang. Umur 7 tahun udah bolak balik bioskop. Hihihi.
Nggak malu juga sih dan nggak menyesal juga kenapa baru ke bioskop saat kepala dua. Waktu kecil mah maennya ke sawah, nyari ikan. Hehehe.
Nah, tak ingin kejadian yang sama dialami adekku, aku ingin sekali mengajak dia ke bioskop. Setidaknya saat dia nanti kuliah, terus ada yang ngajakin dia nonton, dia ga cupu-cupu amat gitu (kayak kakaknya) :p
Awal Oktober kemaren, aku wujudkan keinginan itu. Meski tak ada film yang bagus, yang penting pengalaman ke bioskopnya lah.
Di Purworejo, kota tempat aku tinggal, tidak ada yang namanya bioskop XXI, Blitz, atau apapun itu. Untuk bisa menggapai bioskop, kami harus pergi ke Jogja. Di Jogja sendiri, ada beberapa mall yang ada bioskopnya. Dan pilihanku pun jatuh pada Ambarukmo Plaza (Amplaz). Jadi inget deh pertama kali kesini itu saat pulang Tryout STAN di GOR UNY terus mampir ke Amplaz dan bingung deh nyari mobil di parkiran :D
Baiklah, rencana perjalanan pun diatur. Untuk menuju Jogja, ada 2 pilihan, naik bus atau kereta. Aku pilih kereta. Dan setelah cek jadwal kereta di http://www.prameks.com/home.html, mantaplah hati untuk pergi.
Berangkat : Jenar : 09:03
Pulang : Tugu YK : 17:26
Jadwal dan rute KA Prameks |
Di web tersebut sebenarnya diinfokan bahwa tiket KA Prameks bisa dipesan mulai H-7 hari keberangkatan. Tapi tak usahlah, pikirku. Terakhir aku naik Prameks semuanya baik-baik saja.
Hari itu pun tiba, 1 Oktober 2016. Langit begitu terik. Pukul 09.00 WIB aku dan adikku sudah tiba di Stasiun Jenar dengan mengantongi tiket prameks tujuan Stasiun Maguwo. Aku pilih Maguwo agar saat keluar stasiun aku langsung menemukan halte Transjogja. Perjalanan lancar meski kami harus berdiri selama di kereta.
Dengan Transjogja, kami menuju Amplaz. Cukup sekali naik, tanpa harus transit. Pilih jurusan IA atau kalau takut salah mending tanya petugasnya aja.
Di Amplaz, kami muter-muter. Makan, ke Gramedia, dan tentu saja ke bioskop. Adalah Pete's Dragon, film yang kami tonton. Film bocah sih, tapi aman ditonton. Awalnya nonton agak ngantuk, tapi di akhir cerita malah dibikin nangis sama filmnya. Huhuhu.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, aku harus segera ke stasiun, kalau tidak aku bisa ketinggalan kereta.
Beruntung kami segera dapat Transjogja menuju stasiun Tugu YK. Turun di halte Mangkubumi II pukul 17.00, masih cukup lah ya untuk mengejar kereta jam 17:26.
Aku jalan dari halte menuju stasiun. Jalan. Jalan. Dan aku baru tahu ternyata Stasiun Tugu sudah tak seperti dulu lagi. Dulu pintu masuk dan pintu keluar masih jadi satu. Sekarang sudah dibedakan. Dan lebih jauh pastinya dari halte terdekat.
Sumber : sini |
Dari Jalan Mangkubumi, aku harus berjalan lagi melewati Pasar Kembang. Rempong yaa. Ditawari naik becak dari pintu keluar ke pintu masuk dengan biaya Rp 10.000,- Duh nanggung, lanjut jalan cepat aja.
Pukul 17 lewat sekian sekian. Masih kekejar lah, tuh kereta Prameks terakhir tujuan akhir Kutoarjo. Tapi, sesampainya di pintu masuk dan menuju loket pembelian tiket, aku langsung LEMES. Antriiiiii panjaaaaannngggggg nggak kira-kira. Udah pasti ketinggalan kereta nih.
Sambil tetap ikut mengantri, aku berpikir gimana caranya kami pulang. "Numpak bis wae po Dek?" Adekku cemberut. Dia takut muntah kalau naik bus. Aku sendiri pun tak tahu dari mana aku harus naik bis.
'Apa yang salah sih dari antrian sepanjang ini?' batinku. Dan dari hasil ngobrol dengan orang-orang yang juga ikut mengantri, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang ingin ke Solo dan mengejar tiket Prameks jam 18:00 dan 20:15.
Lhooo harusnya yang menuju Kutoarjo bisa didulukan dong, mengingat jamnya berangkat lebih dulu, jam 17:26 Sayangnya loketnya hanya ada dua, dan dua-duanya digunakan untuk pembelian tiket Prameks tanpa melihat tujuannya kemana.
Tiket Prameks 17.26 udah pasti lewat lah ya, tapi aku melihat papan pengumuman. Alternatif menuju Kutoarjo :
Gajahwong pukul 18.08
Senja Utama Solo pukul 18:35
Tak ingin tersesat, aku pun tanya sana sini. Kebetulan ada mbak-mbak yang mau ke Kutoarjo. Dia pun menjelaskan padaku mengenai tiket Go Show.
Apa itu Go Show? Intinya sih kita nebeng kereta jarak jauh untuk tujuan jarak dekat. Contohnya kereta Gajahwong ini. Gajahwong ini rutenya Yogyakarta - Jakarta Pasar Senen. Tapi penumpang kan nggak selalu naik dari Yogyakarta. Ada yang naik dari Wates, Kutoarjo, Purwokerto, dsb.
Nah, untuk mengisi kekosongan Yogya - Wates, Yogya - Kutoarjo, Yogja - Purwokerto, bisa dibelilah tiket Go Show. Tiket ini hanya bisa di stasiun. Sebenarnya bisa juga dibeli di website resmi KAI, tapi harganya pasti sama dengan harga aslinya, yaitu seharga Yogya - Jakarta. Jadi mending beli langsung di stasiun keberangkatan karena menggunakan harga wajar, yaitu Rp 25.000,- (kalau tak salah)
Aku pun memutuskan untuk naik Gajahwong. Biasanya aku naik kereta ini dari Wates menuju Bekasi. Ah sudahlah. Tak ada pilihan lain.
Tiket Go Show* |
Yang menjadi permalahan adalah kereta Gajahwong ini tidak berhenti di Stasiun Jenar, dimana motorku aku titipkan disana. Aku hanya punya dua pilihan, turun di Wates atau di Kutoarjo. Tentu saja aku pilih Wates. Aku pun ingat Mbakku yang katanya malam itu mau ke rumah. Ia biasanya berangkat dari rumah mertuanya yang kebetulan tak jauh dari stasiun Wates. Nah, cocok nih. Tapi setelah ku hubungi berkali-kali, tak ada balasan dari mbakku. Aku wa, terkirim. Aku telpon, nggak diangkat. Duh!
Sesampainya di stasiun Wates, aku duduk sebentar. Naik apa ya menuju rumah? Hubungi mbakku nggak bisa. Mau ke rumah mertuanya mbakku, takutnya mbakku nggak ada disana. Minta jemput paklek, kok ga enak. Besoknya harus jemput orang tuaku dari pulang haji soalnya. Akhirnya tanya-tanyalah aku dengan tukang ojek dan mobil. Berhubung uang terbatas, naik ojeklah kita, sambil hujan-hujanan.
Setelah sampai rumah, mbakku baru mengabari kalau hapenya ketinggalan di Bantul dan dia akan ke rumah besok paginya. Ya sudahlah, kita jadikan pengalaman ini menjadi pelajaran berharga. Intinya, jangan lupa beli tiket jauh-jauh hari, biar perjalanan kita nyaman, aman, dan tenang :)
Sesampainya di stasiun Wates, aku duduk sebentar. Naik apa ya menuju rumah? Hubungi mbakku nggak bisa. Mau ke rumah mertuanya mbakku, takutnya mbakku nggak ada disana. Minta jemput paklek, kok ga enak. Besoknya harus jemput orang tuaku dari pulang haji soalnya. Akhirnya tanya-tanyalah aku dengan tukang ojek dan mobil. Berhubung uang terbatas, naik ojeklah kita, sambil hujan-hujanan.
Setelah sampai rumah, mbakku baru mengabari kalau hapenya ketinggalan di Bantul dan dia akan ke rumah besok paginya. Ya sudahlah, kita jadikan pengalaman ini menjadi pelajaran berharga. Intinya, jangan lupa beli tiket jauh-jauh hari, biar perjalanan kita nyaman, aman, dan tenang :)
Kisah perjalanannya seru banget mba.. Paing enak memang well planned kalau pergi :)
ReplyDelete