Rasa
Aku tahu mengapa aku tak bisa akrab denganmu seperti aku akrab dengan yang lain. Ku rasa, aku tahu jawabannya.
Sesungguhnya aku ingin sekali berteman denganmu. Setidaknya bercakap sepatah dua patah kata secara langsung. Bahkan cukup kau memanggil namaku saja, aku pasti sangat senang sekali. Sayangnya aku tak pernah bisa. Aku tak pernah bisa berucap padamu dan kau pun demikian. Tak ada momen yang mengharuskan bahkan memaksa kita tuk saling bicara.
Sebenarnya, tanpa momen pun kita bisa saling menyapa. Hanya saja, aku selalu membawa 'rasa'. Itulah yang membuat lidahku kelu, bahkan hanya tuk sekedar melempar senyum. Jantungku selalu berdebar kencang ketika ku di sekitarmu. Auramu membunuhku. Sedetikpun aku tak berani menatap matamu. Andai aku bisa meredam rasa ini, mungkin aku bisa lebih sedikit berani tuk mengajakmu bicara.
Sebenarnya, tanpa momen pun kita bisa saling menyapa. Hanya saja, aku selalu membawa 'rasa'. Itulah yang membuat lidahku kelu, bahkan hanya tuk sekedar melempar senyum. Jantungku selalu berdebar kencang ketika ku di sekitarmu. Auramu membunuhku. Sedetikpun aku tak berani menatap matamu. Andai aku bisa meredam rasa ini, mungkin aku bisa lebih sedikit berani tuk mengajakmu bicara.
beerrrrrrrrrrrrrr..... fall in love certinya..... hehehe :)
ReplyDeleteTsaaaah...jatuh cinta sama teman kantor nih ceritanya? :P *eh
ReplyDeleteaaakk >.<
ReplyDeletebukan fallin in love..
tapi hanya merasa 'tertarik' pada dirinya yang unik..
haha..
wowowo.... hihihi menggelitik hati ya kalau sudah bicara tentang "rasa"
ReplyDeletehwaaaa.. akhirnya..
ReplyDeletejangan jatuh cinta beib, tapi bangun cinta ;)