Belajar Toleransi dari Drama Sekai Ichi Muzukashii Koi - The Most Difficult Romance
Di setiap aktivitas yang kita lakukan, kita perlu mendapatkan nilai/hikmah/pelajaran yang penting untuk kehidupan kita sehari-hari. Misalnya membaca buku. Apa yang kita peroleh dari membaca buku? Pengetahuan baru, nilai moral, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan menonton drama. Kita menonton drama bukan hanya karena aktor dan aktrisnya yang tampan dan cantik, bukan? Seharusnya ada (minimal) satu nilai yang bisa kita ambil untuk kita terapkan di keseharian kita.
Sebagai contoh Drama Sekai Ichi Muzukashii Koi. Cerita dan para pemainnya tidak terlalu menarik bagiku. Namun ada satu hal yang selalu ku ingat dari drama yang diperankan oleh Satoshi Ono, salah satu vokalis di boyband "Arashi".
Drama ini menceritakan Samejima Reiji, seorang presiden direktur Samejima Hotel yang sudah berusia 34 tahun. Dia dikenal sebagai pekerja keras dan sangat disiplin. Selain itu, dia sangat ditakuti karyawannya. Jika ada karyawan yang kerjaannya tidak memenuhi standar/keinginannya, Reiji akan memecatnya.
Suatu hari, saat pertemuan para pemilik hotel, Reiji sangat terganggu karena hanya dirinyalah yang datang sendiri tanpa pasangan. Dia menjadi bahan olokan pesaing bisnisnya. Mulai saat itu, dia berniat mencari pasangan hidup.
Reiji mulai menjalani omiai, tradisi perjodohan di Jepang. Namun, dari sekian wanita yang dia temui, tak ada yang sesuai dengan keinginannya. Para wanita itu merasa tidak cocok dengan Reiji yang sangat kaku. Reiji pun menyerah dengan perjodohan itu, hingga akhirnya dia merasa tertarik dengan Shibayama Misaki, karyawan baru di kantornya.
Sebagai karyawan baru, Misaki sering kali melakukan kesalahan. Namun, setiap kali Reiji ingin memecatnya, mulutnya selalu terkunci. Mungkin karena dia memang benar-benar jatuh cinta pada Misaki. Namun, dia tak tahu bagaimana cara mendekati Misaki. Reiji pun meminta masukan dari sekretarisnya, Maiko.
Salah satu sikap yang diajarkan Maiko adalah TOLERANSI. Jika dua orang ingin terus bersama, maka mereka harus memiliki rasa toleransi, menghargai masa lalu masing-masing, dan menerima setiap perbedaan satu sama lain.
***
Toleransi. Aku rasa sikap itu tak hanya diperlukan untuk dua orang yang ingin/sedang menjalin sebuah hubungan rumah tangga. Tetapi toleransi juga dibutuhkan di kehidupan sosial. Dan itulah yang aku rasakan.
Aku tipe orang yang tidak suka telat dan membuat orang menunggu. Jadi sebisa mungkin aku hadir tepat waktu, kalaupun telat, tidak telat banget dari waktu yang dijanjikan. Sayangnya tak semua orang bisa seperti itu. Terkadang saat kita sudah berusaha untuk memenuhi janji, orang lain justru dengan santainya datang terlambat, tanpa merasa bersalah pula. Disitulah kadang aku menenangkan diriku "Toleransi Mi, karena nggak semua orang sama kayak kamu."
Ada banyak perbedaan kita dengan orang lain; kebiasaan, cara bicara, belum lagi masalah agama yang sangat sentitif. Jika masing-masing tidak memiliki sikap toleransi, maka kita akan bermusuhan satu sama lain, menjadi pribadi yang arogan dan egois. Oleh karena itu, kita harus bisa menerima kekurangan orang lain dan segala ketidakcocokan yang ada.
Jika di kehidupan sosial kita harus bersikap toleransi, maka bagi mereka yang hidup serumah harus lebih bisa bersikap toleransi. Biasanya di awal-awal pernikahan kita akan menemukan banyak sekali perbedaan antara suami dengan istri. Suami suka nasi lembek, ternyata istri lebih suka nasi pera. Suami lebih suka telur direbus, istri lebih suka telur goreng. Banyak hal yang berbeda.
Demikian pula yang ingin disampaikan drama Sekai Ichi Muzukashii Koi. Reiji dan Misaki akhirnya tinggal bersama. Saat itulah Reiji menemukan banyak kebiasaan Misaki yang tidak sesuai dengan kepribadiannya, bahkan hal sepele seperti cara melipat kaos kaki. Karena tidak tahan dengan perbedaan itu, akhirnya mereka putus. Mereka tidak bisa bertoleransi dengan apa adanya pribadi masing-masing.
So, tolerance is something important, right?
Sebagai contoh Drama Sekai Ichi Muzukashii Koi. Cerita dan para pemainnya tidak terlalu menarik bagiku. Namun ada satu hal yang selalu ku ingat dari drama yang diperankan oleh Satoshi Ono, salah satu vokalis di boyband "Arashi".
cover |
Suatu hari, saat pertemuan para pemilik hotel, Reiji sangat terganggu karena hanya dirinyalah yang datang sendiri tanpa pasangan. Dia menjadi bahan olokan pesaing bisnisnya. Mulai saat itu, dia berniat mencari pasangan hidup.
Reiji mulai menjalani omiai, tradisi perjodohan di Jepang. Namun, dari sekian wanita yang dia temui, tak ada yang sesuai dengan keinginannya. Para wanita itu merasa tidak cocok dengan Reiji yang sangat kaku. Reiji pun menyerah dengan perjodohan itu, hingga akhirnya dia merasa tertarik dengan Shibayama Misaki, karyawan baru di kantornya.
Sebagai karyawan baru, Misaki sering kali melakukan kesalahan. Namun, setiap kali Reiji ingin memecatnya, mulutnya selalu terkunci. Mungkin karena dia memang benar-benar jatuh cinta pada Misaki. Namun, dia tak tahu bagaimana cara mendekati Misaki. Reiji pun meminta masukan dari sekretarisnya, Maiko.
Salah satu sikap yang diajarkan Maiko adalah TOLERANSI. Jika dua orang ingin terus bersama, maka mereka harus memiliki rasa toleransi, menghargai masa lalu masing-masing, dan menerima setiap perbedaan satu sama lain.
***
Toleransi. Aku rasa sikap itu tak hanya diperlukan untuk dua orang yang ingin/sedang menjalin sebuah hubungan rumah tangga. Tetapi toleransi juga dibutuhkan di kehidupan sosial. Dan itulah yang aku rasakan.
Aku tipe orang yang tidak suka telat dan membuat orang menunggu. Jadi sebisa mungkin aku hadir tepat waktu, kalaupun telat, tidak telat banget dari waktu yang dijanjikan. Sayangnya tak semua orang bisa seperti itu. Terkadang saat kita sudah berusaha untuk memenuhi janji, orang lain justru dengan santainya datang terlambat, tanpa merasa bersalah pula. Disitulah kadang aku menenangkan diriku "Toleransi Mi, karena nggak semua orang sama kayak kamu."
Ada banyak perbedaan kita dengan orang lain; kebiasaan, cara bicara, belum lagi masalah agama yang sangat sentitif. Jika masing-masing tidak memiliki sikap toleransi, maka kita akan bermusuhan satu sama lain, menjadi pribadi yang arogan dan egois. Oleh karena itu, kita harus bisa menerima kekurangan orang lain dan segala ketidakcocokan yang ada.
Jika di kehidupan sosial kita harus bersikap toleransi, maka bagi mereka yang hidup serumah harus lebih bisa bersikap toleransi. Biasanya di awal-awal pernikahan kita akan menemukan banyak sekali perbedaan antara suami dengan istri. Suami suka nasi lembek, ternyata istri lebih suka nasi pera. Suami lebih suka telur direbus, istri lebih suka telur goreng. Banyak hal yang berbeda.
Demikian pula yang ingin disampaikan drama Sekai Ichi Muzukashii Koi. Reiji dan Misaki akhirnya tinggal bersama. Saat itulah Reiji menemukan banyak kebiasaan Misaki yang tidak sesuai dengan kepribadiannya, bahkan hal sepele seperti cara melipat kaos kaki. Karena tidak tahan dengan perbedaan itu, akhirnya mereka putus. Mereka tidak bisa bertoleransi dengan apa adanya pribadi masing-masing.
So, tolerance is something important, right?
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^