Mr. Right in the Right Time

Thursday, August 18, 2016
Namaku Mia. Umurku 24 tahun. Sepanjang usiaku aku belum pernah terikat dalam hubungan bernama "pacaran". Aku tak suka jika ada orang yang bilang aku jones alias jomblo ngenes. Menurutku, menjadi jomblo/single adalah cara Alloh menyayangiku. 

Sebenarnya aku bukan orang yang anti pacaran. Hanya saja, aku tak mudah jatuh cinta. I just need one for forever. Dan untuk mendapatkan someone yang tepat, aku tak mau jatuh hati ke sembarang orang. Ketika ada seorang pria yang mencoba mendekatiku, dan aku merasa nggak sreg, maka aku lebih memilih menghindar. Daripada aku harus memberikan harapan ke orang itu dan ujung-ujungnya aku harus menolaknya, lebih baik akan menghindarinya sedari awal. Balas sms secukupnya, menolak apapun yang ditawarkan, dsb. Kebiasaan seperti itu membuatku tak populer di kalangan pria. Aku tak masalah dengan hal itu. 

Selama ini baru dua pria yang aku putuskan aku akan mencoba berhubungan baik dengannya. Yang pertama, sebut saja Mr. X. Dia adalah temanku. Awal kenal dengannya, dia sudah punya pacar. Seiring berjalannya waktu, dia putus dengan pacarnya. Dia suka menggoda para wanita, salah satunya aku. Namun, dari sekian wanita, teman-teman suka menjodoh-menjodohkannya denganku. Bahkan beberapa ada yang bertanya, "kamu beneran sama Mr. X?" Awalnya aku mengira semua itu hanya gurauan antarteman yang tak perlu ku anggap serius. Jadi semua berjalan seperti biasa.

Hingga akhirnya aku, dia, dan teman-teman yang lainnya terpisah karena kesibukan masing-masing. Meski sudah tak saling bertemu, Mr. X masih sering komunikasi denganku. Beberapa kali pun kami ketemuan. 

Aku tak tahu apakah di luar sana disana masih suka menggoda wanita lain. Tapi aku merasa hubunganku dengannya berbeda saat kami masih jadi teman biasa. Hingga akhirnya aku memutuskan, jika Mr. X ini menginginkan hubungan lebih sekedar teman, maka aku akan menjawab "YA". 

Suatu hari di hari dimana kami bertemu, saat aku sudah menyiapkan jawaban, ternyata pertanyaan itu tak keluar dari mulutnya. Aku pun hanya membatin, "owh, mungkin selama ini aku hanya ke-ge'er-an kalau dia menyukaiku." 

Sejak saat itu, tak ada lagi pertemuan selanjutnya. Kami pun menjadi jarang berkomunikasi dan saling menjauh. Apakah aku sedih? Galau? Aku hanya merasa kehilangan. Biasanya di jam-jam tertentu, dia mengirimi pesan BBM, kini tak ada lagi. Ya, mungkin Alloh belum mengijinkanku untuk punya hubungan khusus dengan lawan jenis.

Itu kisahku dengan Mr. X. Lelaki yang kedua, sebut saja Mr. Y. Aku memutuskan untuk serius dengan Mr. Y  baru akhir-akhir ini. 

Mr. Y ini, aku tak mengenalnya. Dia pun tak mengenalku. Kami belum pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, sekitar Oktober tahun lalu, dia mengajak berkenalan via SMS. Rupanya dia mendapatkan nomor handphoneku dari ibuku. Apa maksudnya ini? Sebuah perjodohan? Ibuku hanya bilang, ada yang punya niat baik, coba jalani saja. 

Kami pun saling berkirim pesan. Namun, hal ini tak berlangsung lama. Dia merasa aku terlalu dingin padanya. Karena itu, dia memutuskan untuk tidak menghubungiku lagi. Aku pun tak mempermasalahkan hal itu.
Pertama, dia adalah seorang pria mapan yang sedang mencari calon istri siap dinikahi. Sementara itu, aku sedang fokus menyelesaikan skripsi dan belum ada rencana menikah dalam waktu dekat.

Kedua, gayaku berkomunikasi memang seperti itu. Untuk orang yang aku kenal saja, aku terkenal singkat dalam menjawab pesan, apalagi untuk orang yang tak ku kenal? Dan mungkin, dia terganggu dengan hal itu dan berpikiran aku tak tertarik dengannya.

Hingga pada tahun ini, akhirnya aku dinyatakan lulus kuliah. Mungkin sudah saatnya aku mulai memikirkan sebuah pernikahan. Aku pun mulai berkhayal, "Ah, andai keluarga Mr. Y mengenalkan Mr. Y secara langsung kepadaku dan ke keluargaku, mungkin aku akan menerimanya."

Khayalanku itu didengarkan Alloh. Rupanya, ibuku mengundang keluarga Mr. Y untuk datang ke rumah saat lebaran. Ibuku pun mengutarakan keinginannya agar aku serius dengan Mr. Y. Aku pun tak segera mengiyakan, aku hanya bilang "ya, coba lihat nanti gimana."

Aku pun terus memikirkan perkataan ibuku dan meyakinkan diri mungkin Mr. Y ini memang jodohku. Di saat aku sudah merasa yakin, rupanya Alloh punya kehendak lain. Keluarga Mr. Y tak jadi datang ke rumahku. Ah, mungkin Alloh punya skenario yang lebih indah.

Dan baru-baru ini, datang seorang pria baru yang mencoba mendekatiku. Dia teman lamaku, aku tak terlalu kenal, sekedar tahu orangnya. Dengan jelas, dia mengatakan ingin dekat dan serius denganku. Tapi berhubung aku susah dan lama untuk sreg dengan orang lain, maka aku mundur dari awal. Beberapa kali dia mengirimi pesan "semangat ya kerjanya" tetapi rasanya begitu hambar. Aku pun hanya membalas sekenanya. 

Urusan seperti ini rumit ya. Terkadang aku berpikir, kenapa ya setiap aku sudah mulai sreg dengan seseorang, tapi kemudian orang itu justru menjauh. Mungkinkah Alloh belum mengijinkan aku dekat dengan seseorang? Alloh ingin aku untuk terus memperbaiki diri?

Baiklah. Aku selalu percaya pada-Mu ya Alloh. Apapun keadaanku saat ini, Kau pasti sudah siapkan jodoh kami masing-masing. Just wait the right time :)

Aku menunggu skenario terindahMu ya Alloh..

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.