Akhir Cerita dari Sang Pejuang Skripsi
Hallo Maret!
Hwaaaaa... akhirnya bisa kembali menorehkan kata di blog ini setelah sekian lama tak berhasrat untuk ngeblog. Februari hanya terisi satu postingan, itu pun karena gemes pengen komentar soal sinetron Indonesia.
Lately I've been busy.
Ya, belakangan ini aku disibukkan dengan skripsi yang deadlinenya sudah diujung tanduk. Skripsi seharusnya dikumpulkan tangggal 13 Februari 2016, namun karena ada suatu hal, maka aku (sekelompok) meminta perpanjangan waktu hingga tanggl 19 Februari 2016, hari Jumat, yang memaksaku untuk cuti.
Sebagai pejuang skripsi, tentu saja penuh perjuangan. Mau sedikit santai, tetap saja kepikiran. Tapi alhamdulillah, tidur tetap nyenyak.
Saat mood sedang baik, aku biasa begadang dengan disertai perlengkapan pengerjaan skripsi. Here it is.
Teman ngerjain skripsi |
Laptop kesayangan yang tahun ini berusia 6 tahun. Meski terkadang sakit-sakitan (charger harus selalu nyolok dan CD Room sudah tidak berfungsi), Acep setia sekali menemani perjalananku mulai dari kuliah D3 hingga selesai S1.
Good Day
Minuman penunda ngantuk. Aku sebenarnya lebih suka kopi hangat dibanding kopi botolan seperti ini. Namun, berhubung aku sungkan menggunakan peralatan dapur kosan (apalagi tidak ada yang suka kopi di rumah ini), akhirnya aku tetap meminumnya demi menjaga ke-tidak-terpejam-nya mataku.
Counterpain
Pemijat pundak yang handal. Terlalu lama duduk sambil mengetik membuat pundakku terasa pegal. Untungnya ada obat ini yang mampu memberikan pijatan tanpa rasa nyeri dan geli.
Lagu yang menemani selama pengerjaan skripsi. Tiap kali buka laptop, maka aplikasi yang dibuka pertama kali adalah Winamp dengan playlist Greeeen. Dilengkapi dengan MiniLyrics, maka kadang-kadang ikut nyanyi meski tak mengerti liriknya.
Ikuze 1,2,3,4 yonin no oto ga DANCE BEAT nokatte utau
Itulah malamku jika mood untuk mengerjakan sedang menggebu-gebu. Ketika tidak ingin mengerjakan apapun, biasanya aku nonton film atau tidur cepat.
Dan pada akhirnya, semuanya berjalan tepat waktu. Pada tanggal 19 Februari 2016, aku mewakili kelompokku untuk mengumpulkan skripsi. Meski ada beberapa hal yang sempat menaikkan emosiku, tapi semuanya lancar. Kami hanya tinggal menunggu sidang skripsi.
Rupanya aku tak harus menunggu lama. Tanggal 24 Februari 2016 pukul 10:32 PM, sebuah email diterima dari pihak kampus yang menginformasikan Jadwal Sidang Skripsi. Aku sekelompok mendapat tanggal sidang 3 Maret 2016. Artinya kami diberikan waktu seminggu untuk mempersiapkan segalanya, termasuk penampilan.
Sabtu, 27 Februari 2016, aku, dan kedua teman sekelompokku (Juu dan Acit), pergi ke supermarket. Hunting sepatu. Sepatu untuk sidang diwajibkan berwarna hitam. Aku dan Juu juga beli kemeja putih. Percuma kalau sidang lancar tapi tidak didukung dengan penampilan yang oke. Haha. Akhirnya setelah semua perlengkapan (untuk penampilan) siap semua, kami memulai persiapan sidang yang sesungguhnya.
Sepatu sidang |
Hari Minggu, 28 Februari 2016, kami merancang slide presentasi (PPT) untuk keperluan sidang. Tak lupa kami menyiapkan daftar pertanyaan yang kira-kira muncul. Sempat terjadi perdebatan sengit di antara kami, tapi semuanya aman terkendali.
Hari Senin, 29 Februari 2016, Juu dan Acit, datang ke Bekasi, ke kosanku. Meski harus hujan-hujan-an, kami harus belajar bersama, menyamakan persepsi. Kami juga merevisi PPT, dari jumlah 50-an slide, menjadi 30-an slide.
Hari Selasa, 1 Maret 2016, kami belajar di tempat masing-masing. Komunikasi via Line untuk berdiskusi hal-hal yang masih mengganjal di hati dan pikiran.
Hari Rabu, 2 Maret 2016, giliranku yang pergi ke Jakarta. Di detik-detik akhir seperti ini, kami masih sempat-sempatnya mengganti slide PPT. Kami hanya tak ingin PPT kami mengundang banyak pertanyaan.
Hari Kamis, 3 Maret 2016, hari eksekusi. Tentu saja aku sudah mengajukan cuti kerja untuk menghadiri sidang skripsi ini. Kami bertiga berangkat dengan hati tak karuan. Beruntung, cuaca mendukung, tak seperti pagi-pagi sebelumnya yang selalu disambut oleh hujan.
Pukul 09.00 WIB kurang, kami sudah tiba di kampus. Rupanya sudah ada kelompok lain yang sudah tiba lebih dulu. Jadwal kami pukul 09.20 WIB, namun pukul 09.30 dosen penguji yang datang baru satu orang.
Aku benar-benar pasrah, siapapun pengujinya. Toh aku juga tak kenal dosen-dosen di kampus ini. Dosen ini killer, dosen ini baik hati, dosen ini galak. Aku tak tahu. Aku bertemu dosen hanya saat akan ujian akhir. Jadi siapapun pengujinya, aku siap menghadapinya.
Pukul 10.00WIB, dosen penguji kedua yang menjadi ketua penguji belum juga nampak. Namun, tak lama kemudian, beliau pun hadir. Para dosen tsb. memperkenalkan diri.
Penguji 1 (ketua) : Bp. Agus Putranto
Penguji 2 : Bp. Sudirwan
Di jadwal hari itu, kelompokku yang maju pertama. Kami mempresentasikan PPT yang kami buat. Awalnya semua berjalan lancar hingga sebuah slide yang menampilkan gambar yang tak jelas terlihat.
"Itu gambarnya bisa diperbesar nggak?" kata Pak Agus.
"Ga bisa Pak, ga bisa di zoom."
"Kamu bisa baca tulisan di gambar itu nggak?"
"Nggak Pak"
"Ya ngapain kamu tampilkan kalau kamu sendiri aja nggak bisa baca?"
Oke. Suasana menjadi agak panas setelah slide kami beberapa kali dikomentari. Selesai presentasi, saatnya sesi tanya jawab. Satu persatu. Satu orang di dalam ruangan, dua orang di luar ruangan. Saat satu orang tersebut selesai tanya jawab, dia stay di dalam ruangan dan memanggil orang kedua. Orang ketiga tetap di luar ruangan.
Acit - Juu - Aku. Itulah urutan sesi tanya jawab untuk kelompokku. Aku menjadi orang terakhir. Acit memakan waktu sekitar 40 menit, saat keluar ruangan, hanya satu kata yang ia ucapkan "suram".
Duh.
Selanjutnya giliran si Juu. Acit di dalam ruangan, sementara aku menuggu di luar. Rasanya benar-benar tak karuan. Hingga akhirnya giliranku tiba.
Aku menjawab setiap pertanyaan. Ku rasa jawabanku masih aman. Hingga di satu pertanyaan yang aku tak bisa menjawabnya. Aku mencoba menjawab, tapi hanya jawaban asal yang keluar. Aku sempat terdiam dan harus puas ditertawakan oleh dosen penguji karena tampangku yang bingung dan jawaban asalku.
"Kalau kamu setuju dengan apa yang saya katakan, berarti kamu nggak paham." Begitulah kata Pak Agus sambil menorehkan tanda minus (-) di catatannya.
Ah ya sudahlah. Lanjut ke pertanyaan selanjutnya saja Pak. Batinku.
Di pertanyaan terakhirnya, komentar Pak Agus atas jawabanku,"Harusnya, jawabnya nggak kayak gitu."
Jleb. Lagi-lagi, ah sudahlah.
Kami bertiga telah selesai melewati sidang skripsi. Namun, hasilnya akan keluar setelah semua kelompok sidang. Artinya kami harus menunggu satu kelompok lagi untuk mengetahui hasilnya.
Sekitar pukul 15.30 WIB, semua peserta sidang disuruh masuk ke dalam ruangan untuk diumumkan hasilnya. Dan.......
"Kalian semua LULUS!"
LULUS |
Waahh hasilnya bisa langsung eklaur hari itu juga yaa.. enak bangeettt.. aku dulu abis sidang masih nangis kejer gara2 masih ada ujian praktek alat dan revisi alat sana sini, revisi buku pun, tapi alhamdulillah tetep lulus tepat waktu,,
ReplyDeletebtw, Selamat yaaa.. alhamdulillah akhirnya lulus ^^