Mimpi-Mimpiku

Kawan, adakah mimpi yang ingin kau wujudkan?

Tidak ada?

Jika kau tak punya mimpi, bagaimana bisa kau jalani kehidupanmu?

Bukankah mimpi menandakan bahwa kita masih hidup?

Untuk itu marilah kita bermimpi. 

Meski mimpi itu pertanda hidup, bukan berarti setelah mimpi kita terancang, semuanya akan berjalan sesuai keinginan kita tanpa kita perlu melakukan aksi. SALAH BESAR.

Mimpi tinggallah mimpi jika kita tidak melakukan sesuatu. Kamu memiliki impian untuk bisa makan enak malam ini. Tapi, yang kamu lakukan hanya tidur di kamar sambil berharap, "Tuhan, aku ingin makan enak malam ini, tolong kabulkanlah." Berdoa memang menunjang keberhasilan mimpi kita, tapi tanpa usaha semuanya akan sia-sia. Jika kamu makan enak, kamu harus kerja, cari uang. Diiringi dengan doa, maka terwujudlah mimpi kita.

Berbicara tentang mimpi? Apa yang menjadi impianku?

A Graduation

Saat ini aku adalah seorang mahasiswa semester 3 program ekstensi D3 ke S1. Sebentar lagi aku akan menghadapi apa itu yang nama 'skripsi'. Sebuah momok besar bagi mahasiswa tingkat akhir. Namun, aku hanya berharap semua yang berkaitan dengan skripsi dapat dimudahkan demi menunjang impianku, LULUS. Kelulusan kali ini tentu bukan untuk kebahagiaanku seorang, tapi juga kebahagiaan kedua orang tuaku.

a graduation

Aku berharap di akhir tahun 2015 ini aku sudah menyelesaikan skripsiku, menjalani masa sidangku, dan menyandang sebuah kata "LULUS".

Saat ini, yang ku lakukan untuk mewujudkan impianku tersebut adalah dengan belajar. Aku baru menyelesaikan separo dari semester 3. Aku harus masih berjuang menyelesaikan semester ini.

~ Tugas harus dikumpulkan sebelum duedate

~ Forum diskusi harus lebih aktif

Selanjutnya, saat nanti aku dihadapkan dengan skrip-sweet, aku akan lebih intend berkomunikasi dengan dosen pembimbingku. Tak lupa, aku akan meminta doa dan dukungan dari bapak-ibuk dan keluargaku.

A Resignation

Saat aku sudah resmi mendapat gelar Sarjana, aku ingin segera mengajukan Surat Pengunduran Diri dari tempat aku bekerja sekarang. Mengapa? Aku hanya ingin mewujudkan mimpi ibuku. Ya, impianku adalah merealisasikan impian ibu. Apakah itu?

Ibu ingin aku tak lagi jauh darinya. Tahun 2010 lalu, ibu dengan sesak di dada, harus merelakan aku berpisah darinya. Aku merantau pergi ke Jakarta hingga sekarang ini. Dan ketika aku telah menyelesaikan studiku di kota ini, Ibuku menginginkanku untuk bekerja di kota yang tak jauh dari kota tempat orang tuaku tinggal. 

Saat ini orang tuaku tinggal di Purworejo, maka orang tuaku, khususnya Ibuk, ingin aku bekerja di Jogja, Purwokerto, atau Semarang juga boleh. Syukur-syukur bisa kerja di Kulon Progo, jadi karyawan bandara yang saat ini masih tahap pembangunan.

Bagi ibuku, uang bukanlah segalanya. Cukup dengan anaknya tinggal didekatnya, itu sudah cukup. Untuk itu, aku tak ingin gagal mewujudkan impian Ibuk yang sederhana ini.

Apa yang akan aku lakukan?

Setelah dinyatakan lulus dalam sidang skripsi, aku akan segera mencari lowongan pekerjaan di daerah DIY dan Jateng. Aku berharap, aku bisa menjadi karyawan di anak cabang perusahaan Astra, Honda Sales Operation, misalnya. Aku akan coba mendaftar dan mengikuti setiap tes seleksinya.

Sebelum aku wisuda yang kemungkinan dilaksanakan di awal 2016, aku berharap sudah mendapat kepastian pekerjaan di provinsi seberang. Setelah pasti pekerjaan ku dapatkan, aku akan segera mengajukan Surat Pengunduran Diri ke HRD.

credit

Aku ingin, ketika orang tuaku beramai-ramai datang ke Jakarta untuk menghadiri wisudaku, di saat itu pula aku akan menyampaikan salam perpisahaanku kepada teman-teman di Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. 

Aku akan kembali ke kota ku dan memulai kehidupan baru.

A Wedding

Siapa yang tak menginginkan sebuah pernikahan? Meski saat ini aku sedang sendiri, bukan berarti aku tak memiliki niatan untuk menikah. Hingga tahun ini aku menginjak umur 23 tahun dan aku masih menemukan calon yang akan menjadi pendampingku, apakah itu sebuah permasalahan? 

Ketika teman yang sudah memiliki gandengan (pacar) masing-masing mulai memikirkan rencana mereka untuk menikah, menabung bersama untuk resepsi pernikahan, nyicil rumah, sebar undangan, aku masih saja menikmati kesendirian, apakah itu sebuah permasalahan?

Apakah dengan keadaan seperti itu menandakan aku tak ingin menikah? SALAH BESAR.

a wedding

Untuk urusan jodoh, aku serahkan sepenuhnya pada Alloh SWT. Bahkan ketika kelak orang tuaku yang mencarikan seorang pria untukku (dijodohkan), aku tak keberatan. Yang perlu dilakukan seorang istri hanyalah mengabdi kepada suaminya bukan? Soal cinta, pasti akan tumbuh dengan sendirinya.

"Aku tahun ini. Aku tahun depan. Aku dua tahun lagi." Terdengar celotehan dari rekan-rekanku. Aku hanya tersenyum simpul. Bagaimana denganku?

Ibuku berpesan, "Tahun 2016 jangan nikah dulu ya. InsyaAlloh Bapak-Ibuk tahun 2016 akan berangkat haji."

Tak masalah. Aku justru meyakini satu hal, aku ingin Bapak dan Ibuk (saat di Mekah) mendoakan agar aku bisa mendapatkan jodoh yang terbaik. Dan semoga saja, keinginan untuk menikah itu terwujud di tahun 2017. Dan harapannya, teman-teman yang ada di Jakarta dan sekitarnya dapat menghadiri acara pernikahan tersebut di kota tempat aku dilahirkan.

***

Mimpi-mimpiku~

Semoga kau terwujud saat waktunya tiba~

“Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu”