Aku Lemah

Thursday, July 16, 2015
Hari ini adalah hari terakhir Ramadan 1436 H. Hari kedua aku berada di rumah setelah perjalanan dari tanah perantauan. Dan hari ini Mbak ku datang ke rumah. Ia membawa beberapa potong baju untuk adek, ibu, dan keponakan. Ia juga membawa makanan seperti mangga, singkong, dan keripik.
Sore hari, kami (ibu dan anak-anaknya) menyiapkan menu buka puasa terakhir. Aku mengupas singkong. Namun, baru membuat garis di tubuh singkong, pisau melukai jariku. Langsung saja ku kibaskan tangan kiriku yang luka, tak peduli darah mulai mengalir berceceran. Panik.
Beruntungnya, ibuku berada di sebelah kiriku. Ia langsung mengambil jari telunjukku dan menutup lukaku dengan tangannya.
Aku dibawa kebawa ke kamar untuk diobati. Tangan ibuku masih menggenggam jari telunjukku. Saat mengambil handsaplast di kotak obat, ibuku merasa kesulitan. Ibuku pun membimbingku untuk menutup luka di jari telunjukku dengan ibu jariku. Aku menurut. Tapi tiba-tiba aku merasa lemas. Gelap. Aku meraih kursi di dekatku, namun aku gagal. Aku jatuh ke lantai tak sadarkan diri.

Beberapa detik kemudian aku membuka mata. Ku lihat ibuku panik luar biasa. "Hei, kamu kenapa?"
Ibuku kemudian memelukku setelah berhasil membalut luka di jari telunjukku. "Kok le ngaget-ngageti"
"Panik gara-gara ga pernah lihat darah ya?"
Aku malu. Aku merasa lemah.
Seketika aku berpikir, kelak jika aku menikah, dengan kondisiku yang saat ini, mungkinkah aku bisa seperti ibuku sekarang?
Aku tak bisa memasak. Aku tak akrab dengan peralatan rumah tangga. Pisau, panci, wajan, dsb. Apakah kelak suamiku akan merasa bahagia menikahiku yang tak bisa apa-apa ini? Apakah dia akan merasa terbebani? Apakah dia bisa sabar dan menerima kenyataan bahwa istrinya banyak membutuhkan bantuannya? Huft, aku merasa sedih memikirkan ini.
Wahai suamiku (kelak), Maafkan aku.
Aku tak pandai dalam banyak hal. Namun aku janji aku takkan lelah untuk selalu belajar. Jangan pernah membentakku karena ketidakpintaranku. Tapi bimbinglah aku. Tunjukkanlah mana yang benar, mana yang salah, dan mana yang harus ku lakukan. Bersabarlah menghadapiku, Sayang :(

1 comment:

  1. ti ati mbak.. selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin.. :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.