Ikutan Nyinyir
Aku termasuk orang yang pro dengan pemerintahan. Apapun
program pemerintahan yang sedang dikembangkan dan diberlakukan, aku tak banyak
komentar. Namun, entah mengapa kali ini aku seakan memberontak setelah membaca
berita-berita (yang entah bentar entah salah kini sulit membedakannya) terkait
program pemerintahan.
Dimulai dengan kebijakan moratorium PNS selama lima tahun. Kita
baru dapat melihatnya tahun depan apakah kebijakan ini benar-benar dijalankan. Alasan
dari moratorium sendiri yaitu untuk mengkaji apakah jumlah pegawai negeri sipil
saat ini terbilang berlebihan, kekurangan atau cukup. Oke, aku terima alasan ini. Tapi haruskah lima tahun?
Selanjutnya ketika harga BBM naik. Premium harga Rp 6.500,-
naik menjadi Rp 8.500,-. Solar harga Rp 5.500,- naik menjadi Rp 7.500,-. Alasan dari kenaikan BBM ini yaitu untuk mengalihkan subsidi BBM kepada sektor produktif, akan banyak infrastruktur, perlindungan kesejehteraan masyarakat kurang mampu dan Pembangunan pembangkit listrik yang bisa dibangun. Baiklah, aku terima alasan ini. Kita semua pun menerima dengan lapang dada. Mau tak mau premium sekarang ini harganya Rp 8.500,-/liter.
Akan tetapi, entah kenapa aku kurang bisa terima soal harga kereta api (KA) ekonomi jarak jauh naik. Alasan dari kenaikan harga tiket ini yaitu sebagai pengalihan subsidi dari KA ekonomi jarak jauh dan jarak sedang ke KA lokal dan commuter. Kenaikan harganya pun tak tanggung-tanggung, 100% lebih. Ah~rasanya baru kemarin naik kereta Serayu harga Rp 35.000,- sekarang harus mengeluarkan uang Rp. 90.000,- Kebijakan yang satu ini benar-benar paling nyesek buatku. Aku jarang menggunakan KA ekonomi subsidi untuk pulang kampung karena peminat tiket tersebut banyak dan aku selalu kehabisan. Dan kini, ketika harga tiket tersebut naik, aku yakin peminatnya masih tetap banyak karena memang itu suatu kebutuhan. Tiket kereta api Progo (Jakarta - Yogya) yang dulunya Rp 50.000 dan sekarang haganya menjadi Rp 100 - 140 ribu pasti akan tetap laris. Tapi...
Bagi kita yang tinggal di kota dengan UMR yang bisa dikatakan cukup, pasti masih bisa menutupi kenaikan harga-harga diatas. Tapi, bagi saudara kita yang tinggal di daerah dengan UMR yang pas-pasan, pasti akan 'ngap-ngap-an', harus memutar otak bagaimana mengelola uang dengan baik agar kebutuhan mereka selama satu bulan tetap tercukupi.
Bukan nyinyir, tapi ngritik. Mengkritik keputusan pemerintah, sah-sah saja kan? Kalau kita diam, berarti tidak melakukan nahi mungkar. Pemerintah zalim sama dengan melakukan kemungkaran :((
ReplyDeleteUntuk yang PNS, saya juga agak kecewa jika benar kebijakan itu diterapkan, dan untuk kereta Progo yang ekonomi 50ribu jadi 100-an itu katanya mau di alihkan subsidinya ke comutterline.
ReplyDeleteaku bukan nyinyir tapi miris.. aku ngeliatnya pemerintahan sekarang selalu patokannya naikkan harga melulu, dengan alasan pengalihan ke sektor lain.. padahal, menurut aku pemerintah masih bisa kok mendapatkan dana dengan menaikkan pajak atau memperbaiki sistem pajak kita.. karena bukan rahasia asing lagi lah, kalo pajak kita sendiri itu sebenarnya tempat basah buat mencari keuntungan..
ReplyDeleteYa Allah mak...kita kok sama...ak juga sedih tiket KAI naik sejauh itu, pdhl kan ga pake BBM. Hehe
ReplyDeleteSetidaknya msh bersyukur sih mak, 3 bulan ini bolak balik pelatihan ke Jakarta masih dpt tiket murah 50rb-an. Bayangin aja kalau tiketnya sudah semahal itu, bisa kekeringan dompetnya.
Semoga kita senantiasa diberikan rejeki yang cukup ya mak. Aamiin...
Yah... terima aja mbak, kali aja ada hikmah di balik kereta tak berasap ini :)
ReplyDeleteAll: yaa.. kita hanya bisa berdoa, dengan kebijakan yang baru ini, Indonesia semakin maju :)
ReplyDeleteterima nggak terima juga harus terima :(
ReplyDeleteudah lama nggak ke solo, dulu wonogiri-solo pulang pergi 12-13ribu...sekarang 25 ribu pulang pergi, apalagi kalau harus ganti bus, tiap ganti bus, tarif naik 1 rb, berarti kalo pulang pergi 4x naik bus naik 4rb,,itupun kadang ada yang naik sampai 2 rb,,, hadehh,,,
masalah CPNS yg katanya ada5 th lg ...semoga cuma isu ya.kalau BBM naik sih saya anggap itu udah takdir. kalau tarif KA naik...waduh, biaya jalan2 bisa membengkak.
ReplyDeleteboleh nyinyir tapi kudu hati2, bahasanya yg sopan biar gak ramai di sosmed :)