Sinopsis Moga Bunda Disayang Alloh - Tere Liye
Melati, gadis kecil berusia 6 tahun dengan segala keterbatasannya meskipun dia dilahirkan di keluarga kaya yang sangat harmonis serta selalu menyayanginya. Keterbatasan melati tidak diderita sejak lahir tapi 3 tahun yang lalu, dia terkena brisbee yang perlahan dan pasti penglihatan, suara dan pendengarannya terenggut sehinnga dia benar-benar teputus dari dunia ini. Ibunya tak lelah memohon dan berusaha untuk kesembuhan melati. Namun, Melati sama sekali tidak menunjukkan perubahan dan hampir setiap hari terdengar barang dilempar hingga pecah berkeping-keping.
Di tengah keputasaan yang mendera, si ibu mendapat informasi tentang seorang pemuda yang dapat menyembuhkan Melati. Pemuda itu tidak terlihat sebagai penyembuh karena dia adalah pemabuk, suka keluyuran tidak jelas arahnya. Pemuda itu bernama Karang. Akan tetapi si ibu tetap menaruh harapan yang besar pada pemuda itu walau masih setengah tidak percaya. Awalnya Karang juga tidak mau membantu si ibu, tetapi ada kekuatan istimewa yang menolongnya sehingga dia tergerak untuk membantu gadis bisu, tuli, dan buta itu.
Karang memulai pembelajaran awalnya dengan banyak bentakan dan melarang keluarga yang lain membantu. Satu minggu awal Melati hanya bisa makan dengan sendok dan minggu-minggu berikutnya juga tidak banyak perkembangan yang ditunjukkan Melati, padahal sudah berbagai macam cara dicoba. Waktu pembelajaran yang ditentukan sudah hampir berakhir dan Melati masih tetap sama. Namun tahukah kawan bahwa keajaiban itu akan tetap datang walau pada detik terakhirnya.
Pagi itu terjadi keributan antara Karang dan tuan rumah yang membuat anggota keluarga lain juga ikut ribut. Tanpa disadari siapapun, Melati keluar menuju taman dan begitu semua orang menyadari, seketika melati langsung diikuti kemana perginya. Melati dengan santai duduk di dekat air mancur kecil, bocah kecil itu memainkan jari-jari tanganya di atas air. Demi melihat itu Karang yang dapat merasakan perasaan kanak-kanak itu, tersenyum karena sekarang simpul Melati untuk melihat dunia sudah terbuka.
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^