Jajanan Snack untuk Anak

Thursday, August 06, 2020
Beberapa waktu yang lalu aku membaca salah satu jawaban di aplikasi Quora tentang seorang tante yang merasa kasihan pada keponakannya karena oleh orang tua si anak tidak pernah diberikan jajanan yang dijual di minimarket atau supermarket, seperti wafer, keripik, dan sebagainya. Pokoknya si anak ini tidak pernah jajan di luar. 

Saat lebaran, semua keponakan berkumpul dan saling berebut jajanan, si anak ini kelihatan bingung dan penasaran. Ada rasa ingin makan tapi takut dimarahi orang tuanya. Akhirnya Si Tante secara diam-diam memberikan jajanan tersebut.

Bagaimana respon pembaca? Ada yang berkata kalau anak seharusnya jangan terlalu dipantang. Ada juga yang berkomentar kalau tindakan Si Tante ini salah karena tidak minta ijin dari ibu si anak karena siapa tahu si anak ada alergi sehingga si ibu benar-benar menjaga asupan makanan anaknya. 

Waktu baca cerita itu, aku sih biasa aja ya, nggak menyalahkan Si Tante, nggak menyalahkan ibu dari si anak. Netral pokoknya. 

Akan tetapi sekarang ini aku merasa relate (nyambung) dengan si ibu tersebut. Jadi tadi pas belanja bulanan, ada banyak sekali snack yang dipajang. Kepikiran 'buat anak beliin apa ya'. Ujung-ujungnya nggak jadi beli karena 'lha kalau banyak jajan yang ada dia nggak mau makan. Apalagi jajanan ini tinggi gula dan garam.'

Anakku alhamdulillah tidak ada alergi. Jadi sebenarnya makan apapun tidak masalah. Aku pun juga bukan ibu-ibu yang saklek anak nggak boleh makan jajan. Tapi kalau bisa dihindari, kenapa harus disediakan. Bukan karena pelit atau nggak mampu beli, tapi ini menyangkut kebutuhan nutrisi anak. Anak mah seneng-seneng aja dikasih kerupuk, dikasih jajan, tapi ibunya jadi stress karena anak makannya jadi dikit dan berujung pada berat badan anak yang nggak mau bertambah. 

Bayangkan aja, 30 menit sebelum jam makan utama, Si Anak melihat jajan di meja. Mau nggak dikasih, toh kita beliin untuk dia. Nggak dikasih, bocahnya ngamuk. Kita sebagai orang tua nggak mau ribut, akhirnya kasih aja. Dan yaudah deh, bye-bye makanan utama. 

Bukan memantang anak, tapi lebih ke menjaga asupan gizi. Kalau agar terbiasa dengan variasi makanan, toh ada banyak buah dan sayur yang bisa dicoba dan terbukti menyehatkan. 

Nah kemungkinan kasus Si Tante di atas juga begitu. Ibu si anak sudah terbiasa menyediakan makanan sehat untuk anaknya selama masa Mpasi dan itu terbawa sampai si anak umur sekarang. Lha kalau bisa makan makanan sehat kenapa harus jajan di luar sih. Dan untuk orang lain, tolong hargai keputusan si ibu. Dia benar-benar menjaga makanan anaknya, eh dikacaukan orang lain. Kan kesel. Untuk si ibu, ya sekali-kali nggak apa-apalah kacau sedikit. Tapi kalau udah terlalu sering, tunjukkan kalau kita punya otoritas sebagai orang tua. Anak kita adalah tanggung jawab kita.


No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.