Thursday, January 13, 2022

Minggu Kedua

Minggu kedua di bulan ini hampir berakhir. Apa kabar anakku? Masihkah meronta-ronta tidak mau sekolah/daycare?


Puji syukur alhamdulillah, semua berjalan sebagaimana mestinya. Bangun tidur sudah tidak ada drama lagi, nangis-nangis tak mau mandi, tak mau sekolah. Dia terlihat mulai menikmati kehidupan barunya. Meskipun tetap saja kalau di rumah, emosinya masih naik turun. Aku sendiri belum bisa membagikan ketenangan untuk membuat anakku lebih stabil karena rasanya capek banget. Pikiran mau ngerjain ini, itu, eh si anak maunya gendong terus, dan menolak diajak bapaknya.


Akan tetapi, aku tetap bersyukur atas progres yang terlihat. Satu hal yang membuat ku kacau adalah anakku terkena pilek kembali, padahal baru seminggu sembuh setelah sebelumnya 3 minggu tak kunjung sembuh. Kayak "capek banget loh", kapan nih bisa ngejar BB nya kalau dikasih sakit terus 😭 Capek banget kalau anakku sudah mulai kesel karena ingusnya yang mengalir. Jadi gampang rewel.


Semoga lekas sembuh ya Nak, biar tambah semangat lagi sekolahnya.

foto selfie di rumah

Saturday, January 08, 2022

Ada yang Hilang


Kalian marah nggak sih kalau anak-anak corat-coret tembok kayak gini? 


Aku sih biasa aja ya, membiarkan dia berkarya sesuka hati, toh cat yang ku sediakan itu washable alias gampang dicuci. Tinggal menyempatkan waktu, menyiapkan peralatan, udah deh bersih.


Akan tetapi, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, aku tetap tak menghapusnya. Mungkin malas, tapi aku nggak melihat urgensi untuk cepat-cepat membersihkannya. Merusak pemandangan? Nggak juga.


Nah, yang bikin hati ini agak mencelos adalah ketika aku melihat tembok ini sudah bersih padahal belum ada seminggu aku pindah. Tempelan di dinding (poster huruf dan angka) juga sudah dilepas. Posisi lemari dan isinya juga sudah berubah. 


Gimana ya, kayak ada rasa yang hilang 😔 Entahlah, mungkin terasa lebay, tapi demikian lah yang ku rasakan. Mungkin karena di rumah orang tuaku, aku tak pernah menemukan kejadian seperti ini. Corat-coret ponakanku bertahan bertahun-tahun di dinding rumah. Baru hilang setelah orang tuaku memutuskan untuk cat ulang seluruh dinding rumah. Selesai cat ulang, giliran anakku yang corat-coret tembok dan sampai sekarang belum dibersihkan meskipun jarang datang ke rumah. 


Aku paham setiap orang punya karakter masing masing. Ada yang gatel kalau lihat sesuatu yang kotor dan berantakan, ada yang biasa saja, nggak buru-buru ingin membersihkan. Tapi tetap saja tak menghilangkan rasa kehilangan yang saat ini ku rasakan.

Friday, January 07, 2022

2022

Tahun 2022, salah satu mimpiku tercapai. Kami pindah rumah, tinggal terpisah dari orang tua/mertua, sebuah penantian sejak 3,5 tahun yang lalu. Sungguh, Allah Maha Baik.


Jangan tanya bagaimana perasaanku, sungguh aku sangat bahagia! Tetapi, sepertinya aku melakukan kesalahan besar, yang sedikit banyak menganggu kebahagiaanku saat ini.


Rencanaku, nanti pindah rumah, aku dan suami kerja, anak dititipkan ke daycare. Mau sewa pengasuh/baby sitter anakku sudah usia 2 tahun 9 bulan, rasanya lebih mudah bagi dia untuk beradaptasi. Apalagi banyak anak seusianya disana, sekalian belajar bersosialisasi, begitu pikirku. 


Hari pertama, 03 Januari, anakku bersemangat, dia senang sekali mau sekolah. Di kelas pun dia bisa mengikuti kegiatan.

Hari kedua, 04 Januari, dia terlihat mulai tak bersemangat.

Hari ketiga, 05 Januari, tidak mau mandi dan bilang tak mau sekolah. Nangis saat ditinggal pergi.

Hari keempat, 06 Januari, sama seperti hari keempat.

Hari kelima, 07 Januari, sama seperti hari sebelumnya, bahkan di motor saat perjalanan, dia nangis teriak-teriak.

 

Ya Allah 😭 


Aku selalu menangis tiap kali dengar ia tak mau sekolah. Kayak merasa bersalah "Apa aku salah milih sekolah/daycare untuknya? Apa yang bikin dia nggak nyaman? Apa ini hanya proses beradaptasi?"


Setahuku, anakku memang takgampang dengan orang baru. Tapi biasanya takperlu waktu seminggu untuknya bisa menyesuaikan diri, apalagi sampai nangis-nangis seperti ini.


Asumsiku, anakku menjadi seperti ini karena hidupnya berubah 100%. 24 jam hidupnya berubah secara total. Lingkungan baru dari pagi sampai pagi lagi, membuatnya stress. 

 

Dari yang awalnya di rumah ada banyak orang, sekarang kok cuma bertiga?

Dulu kalau bapak ibu kerja, di rumah aja sama kakek nenek, sepi, sekarang harus sekolah banyak orang, beramai-ramai?

Kalau sore pulang kerja ajak bapak/ibu nya lihat kambing tetangga dan lihat sungai, sekarang harus main kemana?

Kalau di rumah, main bareng sama sepupunya, sekarang main sama siapa?


Berat banget ya Nak? Maafkan Bapak sama Ibu ya. Semoga keputusan ini yang terbaik. Semoga waktu bisa membiasakan kita pada kehidupan baru. Kita berjuang bersama-sama ya.

Hari pertama sekolah, hari selanjutnya penuh tangisan

Aku sudah menanyakan kondisi anakku ke Bunda di daycare. Dia masih bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Rewel/nangis hanya saat mengantuk dan saat anak-anak dimandikan (mendekati jam pulang).

 

Aku tak tahu apa yang bisa ku lakukan saat ini. Apa cukup menunggu waktu? Bagaimana jika masih seperti ini sampai satu bulan ke depan?