Tuesday, November 26, 2019

Mother Finger Food

Sebenarnya sudah sejak lama aku menyadari kalau anakku tidak suka makan menggunakan sendok. Berawal dari susahnya ia disuapi saat makan makanan utama -- baru suapan kesekian sudah tutup mulut, tapi ketika disuapi buah (jeruk, mangga, atau apapun yang menggunakan tangan, dia selalu membuka mulut). Saat itu aku sadar, mungkin anakku memang suka disuap tangan, TAPI GIMANA CARANYA MAKAN BUBUR PAKAI TANGAN?!

Aku masih bertahan menyuapi anakku pakai sendok, dengan bergonta-ganti sendok (karena kemungkinan dia trauma dengan sendok tertentu). Hasilnya? Nggak cukup signifikan, segitu-gitu aja.

Seiring bertambahnya usia, aku mulai memberikan biskuit bayi dengan dipotong ke ukuran kecil. Dia suka, selalu membuka mulutnya saat disuapi biskuit. Aku belum memberikan kesempatan bayiku untuk makan sendiri karena ketika kue itu dipegang, yang ada hanya diremas-remas tapi tak dimasukkan ke mulutnya. 

Pinter rebut sendok dan mangkok tapi nggak masuk mulut
Melihat kondisinya yang seperti itu, aku mulai kepikiran bikin makanan yang bisa dimakan pakai tangan, nggak perlu sendok. Akhirnya coba buat perkedel dengan kandungan gizi;
karbohidrat : kentang
protein : telur
lemak : minyak goreng, keju

Pertama, kentang direbus sampai lunak. Setelah itu kupas dan haluskan. Campur dengan keju dan uleni.

Ku tambahkan telur, tapi kok malah jadi encer, padahal belum semua ku masukkan. Auto panic dong, apalagi nggak sedia terigu. Coba ku bentuk yang ada malah lengket, nempel ditangan semua. Mau ku tambah bubur instan, takut merusak rasa. Adanya hanya tepung Gasol beras merah, akhirnya ku tambah tepung itu sedikit. Kok teksturnya agak kasar ya, nggak selembut terigu? Udahlah, nggak sampai kalis ku goreng saja, meski bentuknya tak karuan.

Setelah matang, ku berikan ke anakku. Mau dong, secara nggak pakai sendok. Tapi di mulut agak lama, mungkin karena teksturnya agak kasar (kentang tidak halus sempurna). Setidaknya ia mencoba rasa baru.

Akan tetapi, meskipun sudah memenuhi gizi seimbang (menu lengkap) rasanya kok 'belum makan' ya kalau belum makan nasi/bubur. Akhirnya siang hari tetap bikin bubur instan. Kali ini suap pakai tangan. No sendok sendok club. Lebih lahab. Yes!

Yasudahlah, makan nggak harus selalu pakai sendok. Yang penting ada asupan yang masuk ke perut. Lama kelamaan pasti tambah pinter ya Nak, maemnya.

NB:
Minggu, tanggal 24 November (8m1d) saat minum pakai gelas, terdengar 'tik tik' seperti gigi yang bersentuhan dengan bibir gelas. Benar dong, pas dicek ada putih-putih yang muncul dari gusi bawah. Belum keluar seutuhnya, baru ujungnya aja, itupun masih dikit sekali. Pantesan dari kemarin lidahnya digerak-gerakkan mulu, mungkin dia merasa risih dengan kehadiran gigi kecilnya.

Thursday, November 21, 2019

Anakku Bisa Duduk Sendiri!

Ya Allah, terharu sekali rasanya hari ini bisa melihat anakku bisa duduk sendiri di usianya 7m29d alias 8 bulan kurang 2 hari.

Pertamanya nggak lihat secara langsung. Berawal dari dia tengkurap, main sendiri, sementara aku asyik lihat layar HP, ku tengok lagi ke arah ya kok posisinya udah duduk? Dibantu bapaknya, kayaknya enggak deh.

Malam harinya baru bisa lihat prosesnya, bagaimana Si Kecil bisa duduk sendiri, meskipun masih rada sempoyongan. Tapi ku bangga huhu.

Anak kecil tuh ya kalau emang udah waktunya, dia akan bisa dengan sendirinya. Dia tahu kapan harus bisa tengkurap, kapan harus bisa berbalik dari tengkurap ke terlentang, dan sebagainya. Tugas orang tua hanya menstimulasinya dan percaya bahwa anaknya pasti bisa. Jangan lupa penuhi kebutuhan nutrisinya agar terus tumbuh sesuai usianya.

Soal duduk ini, sebenarnya anakku belajar sendiri sih. Dia suka berguling hingga pinggir kasur. Saat di tepian aku hanya memberikan instruksi, "kalau mau turun, kakinya dulu Dek" sambil pegang kakinya. Nggak yang langsung berhasil sih. Kadang dia tetap maju lurus sehingga posisinya nyungsep atau justru berguling sehingga badannya jatuh kebawah. Lama kelamaan ku rasa dia belajar. Kaki dulu yang diturunkan, selanjutnya dia memposisikan diri untuk duduk. Aku hanya mengawasi saja, memastikan jika tubuhnya oleng, dia tidak akan jatuh terbentur.


Sekarang ini Si Dia udah mulai menolak untuk didudukkan. Tiap kali diposisikan, kakinya pasti lurus, minta berdiri. Artinya dia lagi mempersiapkan diri untuk tahap perkembangan selanjutnya; berdiri, rambatan, jalan.

Kadang suka takjub sendiri lihat perkembangan anak. Begitu Allah menciptakan makhluk Nya dengan sempurna 💕

Sunday, November 03, 2019

Cerita Hari Ini

Hari ini so nice sekali 😌🥰
Bocah makannya OK.
Bapaknya bocah ngajak jalan.

--

Seperti minggu sebelumnya, hari Minggu ku usahakan untuk membuat MPASI homemade untuk anakku (maaf belum bisa setiap hari, masih aliran MPASI instan). 

Hari ini menunya "Bubur Ikan Bawang" dengan komposisi:

Karbohidrat : beras
Protein : ikan nila
Lemak : santan, EVOO
Sayur dan buahnya kapan-kapan saja lalala~

Nggak usahlah nanya resep, yang penting semua bahan mateng sempurna.

--

Pukul 05.10 WIB aku mulai aktivitas di dapur. Beres sekitar pukul 06.30 WIB, lama ya hahahaha kelamaan saring menyaring.

Pukul 07.00 WIB aku suapin anakku. Responnya? Wow, sungguh mengejutkan, dia mau buka mulut. Kemungkinannya ada dua, antara masakanku enak atau karena pakai sendok yang berbeda dari biasanya. Kali ini aku pakai sendok teh, bukan sendok makan bayi. Ku rasa dia trauma dengan sendok makannya.

Akan tetapi, meski respon makannya bagus, porsinya tetap sedikit, mungkin karena bubur ku terlalu kental dan masih agak kasar. Beberapa kali dia seperti klolotan. Ya sudah, nggak apa-apa, biar sedikit, dia tetap mencicipi rasanya ikan nila.

Pukul 08.00 WIB Si Bayi tidur selama satu jam saja. Pukul 10.00 WIB aku lumatkan biskuit bayi, kali dia mau ngemil. Ehh doyan, sisa satu suapan doang. Kayaknya efek ganti sendok teh deh 😅 Habis ngemil, lanjut nyusu. Pukul 11.00 WIB dia tidur sampai jam 13.30 WIB, lumayan lama loh ini. Mungkin karena cuaca mendung jadi enak buat tidur.

Begitu bangun, aku segera siapkan makan siang untuk anakku. Menunya masih sama, tapi kali ini aku encerin dan disaring lagi. Ndilalah, ngasih airnya kebanyakan, jadi agak encer gitu. Tapi syukur alhamdulillah, Si Kecil lagi-lagi semangat membuka mulutnya.

Pukul 14.00 WIB aku menagih janji Bapaknya Bocah yang katanya ingin membelikan baju anaknya. Kebetulan di Purworejo sedang ada expo, meluncurlah kami kesana. Nggak terlalu berharap nemu baju bagus disana, yang penting jalan-jalannya.
Sumber: https://purworejokab.go.id

Pukul 14.30 WIB kami berangkat dari rumah. Sesampainya disana, kami menjelajah stan yang ada. Untungnya Si Kecil sangat kooperatif sekali. Meski sesekali merasa tidak nyaman berada dalam gendongan, dia tidak rewel dan menangis. Dia terlihat mengantuk, tapi tak bisa tidur, mungkin karena suasana yang ramai. Dan seperti dugaanku, kami tak menemukan baju untuk anakku.


Sebelum pulang, mampir ngopi dulu di Point Cafe Indomaret, beli yang lagi promo aja biar murah. Wkwkw.

Sekitar pukul 17.00 WIB kami jalan menuju arah pulang. Nggak langsung pulang, tapi mampir ke "NINE" toko perlengkapan bayi (yang letaknya nggak jauh dari rumah). Sudah mau sampai, Si Bocah Kecil malah tidur. Turun dari mobil pun dia tetap tidur, saking ngantuknya. Akhirnya digendong bapaknya, sementara aku segera keliling mencari baju yang cocok untuknya.

Set... set... set... nggak pakai kelamaan milih, soalnya kasihan liat Si Bapak yang rempong gendong anak gadisnya tidur.

Sampai rumah pukul 17.40 WIB, selesai sholat maghrib langsung ku siapkan makan malam untuk anakku. Dari jam 14.00 WIB dia belum kemasukan apapun. Waktu diajak jalan dia nggak minta nyusu dan aku juga tak menawari.

Berbekal pengalaman tadi siang, kali ini bubur yang ku siapkan teksturnya pas, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu encer. Bocahnya mangap saat disuapin, nyenengin lah pokoknya. Meski lagi-lagi porsinya tidak terlalu banyak. Tapi setidaknya tidak menguras energi dan emosi. Alhamdulillah.

Terima kasih untuk hari ini ya Allah 🥰