Friday, August 30, 2019

Pengalaman Piknik ke Agrowisata Bhumi Merapi

Perjalanan tanggal 25 Agustus kemarin sungguh berkesan karena untuk pertama kalinya aku jalan-jalan bersama teman-teman IPDE dan pertama kalinya aku membawa anakku(5m2d) pergi piknik.

Sekian lama memikirkan kapan dan dimana, akhirnya diputuskan ke Bhumi Merapi yang tanggalnya bertepatan dengan acara kondangan di Jogja. Yasudahlah, habis kondangan bablas piknik, begitu rencananya.

Malang tak dapat ditolak, perjalanan kami diwarnai dengan mobil yang ku tumpangi mogok. Dinamo AC nya terbakar atau apalah itu aku kurang paham. Akhirnya ya harus rela mobilan tanpa AC. Jangankan AC, mobilnya saja harus didorong baru bisa menyala karena tak bisa di starter.

Sesampainya di Jogja, kami langsung menuju lokasi kondangan. Kurang lebih pukul 13.00 WIB kami baru meluncur ke Bhumi Merapi.

Agrowisata Bhumi Merapi ini lokasinya di Jalan Kaliuran KM. 20, Sawangan, Hargobingangun, Pakem, Sleman. Harga tiket masuk (HTM)  Rp 20.000/orang. Karena rombongan, kami mengambil harga paket Rp 25.000/orang) di dalamnya termasuk HTM, tour guide, memberi makan kelinci, memerah susu kambing, memberikan dot anak kambing, dan juga pedepokan.

Cuaca disana agak sedikit mendung dan gerimis tipis, tapi tak mengurangi semangat kami, khususnya para bocah kecil yang ikut serta.

Pertama kami dibawa ke kandang kelinci dan melihat beberapa jenis kelinci yang ada. Kami dibagikan kangkung untuk diberikan ke kelinci.

Selanjutnya ke kandang satwa lain, ada burung hantu, musang, kambing etawa, dan berhenti sebentar untuk foto di ikon Bhumi Merapi.

Acara berikutnya memerah susu kambing, tapi kambingnya hanya satu. Kemudian pindah ke kandang selanjutnya ada ular dan biawak.

Berjalan lagi ke area sebelah untuk memberi dot anak kambing. Di area terasebut juga ada spot untuk foto bersama.

Ada juga spot lain yang tak kalah apik untuk berfoto disana.

Selesai berkeliling kami dibawa ke pedepokan untuk beristirahat dan memakan bekal yang kami bawa.

Alhamdulillah, hingga kami pulang ke rumah masing-masing diberikan kemudahan dan kelancaran. Semoga bisa piknik lagi 😁

Thursday, August 15, 2019

Pertama Kali Bayi Jatuh dari Kasur

Ya Allah, ada saja ya khilafnya jadi orang tua, termasuk lalai dalam mengawasi anak, hingga anak terjatuh dari kasur. Huhuhu.

Sore itu pulang kerja, aku dan suami sambil tiduran menemani anak yang sedang tengkurap. Setelah semalam dia berhasil berputar (dalam keadaan tengkurap) 180 derajat, kali ini dia menunjukkan kemampuan terbarunya, mundur (dalam keadaan tengkurap). Setelah capek dan bosan, aku ambil dia dan ku susui pakai dot karena sudah terlanjur menghangatkan ASI. Sementara itu, suami tidur.

Selesai menyusu, ku taruh si bayi dan secara otomatis dia akan tengkurap. Dia sedang asyik tengkurap, aku tiduran di sebelah suami. Badan capek aku langsung lheesssssss ketiduran -.-

Aku merasa belum lama tertidur, tiba-tiba dengar suara anakku menangis kencang. Mataku langsung terbuka dan kaget di sebelahku dia sudah tak ada. Dia jatuh dan kondisinya telentang. Aku ambil sambil ku peluk-peluk dia, tak lupa meminta maaf. Tak lama dia berhenti menangis.

Ku lihat kepalanya, tak ada memar dan benjol. Mungkin karena di bawah kasur ada karpet sehingga tak langsung menyentuh lantai. Semoga saja tak ada masalah serius yang timbul akibat kejadian ini.

Huhuhu sedih sekali. Bayiku umur 4m22d akhirnya jatuh juga dari kasur. cry T.T Setelah ini, pastinya aku harus lebih waspada lagi. Dari hari ke hari kemampuan motoriknya makin berkembang.

Saturday, August 03, 2019

Cerita Gigi Bungsu (7) : Pasca Operasi Odontektomi

Sungguh senang akhirnya aku bisa kembali ke rumah. Ku dapati anakku yang masih tertidur pulas di ayunan. Dua hari ku tinggal, dia selalu rewel tiap malam dan tidurnya sebentar-sebentar. Tapi siangnya, dia selalu tidur pulas, bahkan bertahan 5 jam tanpa menyusu. "Ini mah jam tidurnya udah kebalik." batinku.

Sejujurnya aku sudah mengatur pikiranku untuk santai menghadapi operasi ini, tak memikirkan terlalu dalam bagaimana anakku. Tapi nyatanya dia tetap kehilangan. Huhuhu. Aku sangat terharu karena dibutuhkan.

Saat anakku terbangun, aku sudah menyiapkan mental,  kira-kira anak ini bingung puting seperti yang ku khawatirkan nggak ya. Dan ternyata dia masih mau nemplok. Uuhh, seneng hati mamak ni. Syukur alhamdulillah.

Selepas magrib, aku ke dapur menyiapkan menu makan malamku, bubur. Nasi tambah air yang banyak, masukkan garam, daun salam, santan, aduk-aduk, jadi deh. Lauknya minta suami belikan abon. Udah kebayang, abon yang lembut, eh dapetnya abon yang keras campur bawang goreng. Duh! Untungnya masih bisa dimakan sih. Alhamdulillah kenyang.

Pasca opname ini aku diberikan waktu istirahat di rumah selama 3 hari. Lumayanlah, bisa fokus untuk pemulihan dan juga quality time dengan anak.

Rabu, 31 Juli. Pagi aku masak bubur. Kali ini bukan dari nasi, tapi dari beras. Tanpa tanya-tanya, akhirnya jadi bubur banyak banget cukup untuk satu keluarga 😑 Selain itu, teksturnya kurang lunak, masih berasa butiran nasinya. Waktu mau nyoba buburnya mateng belum, ndilalah, masih anget dan di mulut rasanya LENGG 😖 cenut-cenut, pantaslah nggak disarankan untuk makan makanan panas dulu, ternyata begini rasanya.

Pagi itu, aku makan dengan hati ayam digoreng, terus dihancurkan bersama bubur nasi. Berasa lagi makan MPASI 9+😬 Enak sih sebenarnya, tapi teksturnya terlalu kasar. Nasinya gerak kesana kemari dan aku lelah melembutkannya. Huhuhu.

Siangnya, bubur makin keras dengan lauk telur puyuh rebus. Butuh usaha ekstra untuk menghabiskannya.

Malamnya, bubur ku encerkan. Lauknya masih sama, telur puyuh rebus. Kali ini ditambah kuah lodeh, tapi cuma sedikit karena agak pedas.

Mungkin karena tekstur yang terlalu keras, dan juga banyak sisa makanan di bekas jahitan, aku merasa bengkaknya makin bertambah besar. Selain itu, bibirku juga pecah-pecah karena kurang minum.

Kamis, 01 Agustus. Aku kesiangan membuat bubur, meski tekstur, rasa, dan porsinya lebih tepat dibanding kemarin.

Menu makanku:
Pagi : bubur + sayur terik tahu
Siang : bubur + sayur terik tahu + telur puyuh rebus
Malam : bubur + telur puyuh rebus + abon

Alhamdulillah, semua terasa enak dan nikmat dimakan. Akan tetapi karena pagi hari aku telat makan dan ujung-ujungnya telat minum obat, aku merasa sakitku jadi lebih parah. Bengkak masih tetap sama, dan rahang sebelah kanan terasa lebih nyut-nyutan, menjalar ke belakang telinga, dan berujung di kepala. NYUT NYUT NYUT.

Jumat, 02 Agustus. Pagi ini kondisiku membaik. Bengkak sebelah kiri sudah kempes, tinggal kanan yang masih mengganjal.

Pagi ini aku masih membuat bubur nasi. Kali ini teksturnya benar-benar pas dan seharian dengan sayur terik tahu (lagi). Alhamdulillah nikmat sekali.

Di hari ke-4 pasca operasi ini sebenarnya aku sudah bisa menggunakan geraham kanan kiri untuk membantu mengunyah. Hanya saja, aku takut banyak sisa makanan yang tak bisa dibersihkan. Jadi, makannya tetap pelan-pelan dan belum bisa membuka mulut lebar-lebar.

Semoga makin kesini, rasa sakitnya menghilang dan aku bisa menikmati makananku seperti biasa.

Tak sabar menunggu hari Selasa untuk lepas jahitan. Semangat^^

Friday, August 02, 2019

Ketika ASI Seret dan BB Anak Turun

Akhirnya ya ngalamin juga yang namanya ASI seret. Zzzz KZL!
Aku beruntung ketika pulang pasca operasi odontektomi, anakku tak bingung puting. Dia masih menyusu seperti biasa, tapi entah mengapa aku merasa kurang percaya diri.

Selama 3 hari aku istirahat di rumah (cuti), bayiku minum langsung tanpa dot. Dia lancar menyusu, perlekatannya oke, tapi aku merasa aliran ASI nya melambat. Biasanya PD akan kencang saat disedot si bayi, tapi sekarang terasa lembek. Mungkin karena aku kurang asupan juga kali ya. Aku masih kesusahan untuk makan. Jadilah makan (bubur) hanya tiga kali dan minum air setelah makan. Belum lagi 5 jenis obat yang ku konsumsi, membuatku makin tidak percaya diri untuk menyusui si bayi. Apalagi sekarang ini sedang menstruasi.

Di hari pertama aku cuti, bayiku tidur sepanjang hari. Sorenya ku dapati popok yang ringan dan warnanya keruh. Aku mulai khawatir dia kurang minum.

Di hari kedua, malam hari, bayiku sering terbangun dan terlihat gelisah. Dia ingin mengempeng sepanjang malam sampai aku merasa capek dan pegal serta nipple terasa perih. Hiks. Apa mungkin ASI ku memang kurang mencukupi.

Di hari ketiga, jadwalnya imunisasi, kaget banget waktu lihat timbangan yang menunjukkan BB anak turun 4 ons. Sebelumnya 6.2kg turun jadi 5.8kg, WEH GAK SALAH TUH TIMBANGAN??? Sedih sesedih sedihnya. Harusnya posyandu tanggal 12 besok targetnya 6.7kg kenapa kembali ke 5.8kg? SELISIHNYA TERLALU JAUUUUHHHHH. Gimana bisa kekejar 9ons dalam 10 hari?

Huft.

Kalau pikiran sudah carut marut gini, makin seret lah ASI ku. Mau dipompa seperti apa juga pasti hasilnya dikit. Terbukti kan cuma basahin pantat botol. Padahal besok sudah masuk kerja, niat hati ingin memberikan ASIP yang fresh sepertinya gagal. Untung masih punya simpanan ASIP meskipun stok lama.

Hah. Rasanya masih denial sama BB anak yang turun drastis. Semoga aja timbangannya nggak bener. Semoga aja besok masuk kerja, aku jadi lebih fresh dan bisa menghasilkan ASI yang banyak lagi. Sementara cooling down dulu, menata hati dan pikiran, untuk kemudian semangat menaikkan produksi. Butuh es krim nih buat pendinginan 😋