Waktu berjalan dengan cepat ya. Tak ku sangka sudah dua bulan sejak aku meninggalkan kota itu. Untuk pertama kalinya kepulanganku ke kampung halaman diantar* oleh seseorang, bahkan beberapa orang. Biasanya aku pulang sendiri, tak ada orang yang membuatku harus berbalik badan, melambaikan tangan untuk sekedar berkata,"daa-daa".
Berbeda dengan malam itu, seseorang tiba-tiba ingin menemuiku di hari terakhirku di kota itu. Sebut saja dia Arif. Padahal kalau dipikir-pikir, kami jarang ngobrol dan bertemu. Bahkan beberapa bulan sebelumnya, aku sempat bete karena sikapnya. Tetapi malam itu, dia berniat mencariku. Aku pun langsung mengiyakan tanpa mencegah, mengingat sifatnya yang sesuka hati dan kadang tidak bisa dipegang kata-katanya. Aku pun tak yakin dia benar akan datang, semacam basa-basi yang biasanya kita dengar.