Apakah Kemunduran Jika Menerima Pekerjaan dengan Gaji Lebih Kecil?

Saturday, December 09, 2017
Ketika orang memutuskan untuk resign dan pindah kerja, hal pertama yang dipikirkan adalah apakah tempat kerja baru akan lebih baik dari tempat kerja sekarang? Indikator "Lebih baik" atau tidaknya biasanya diukur dengan berapa gaji yang akan diterima. Orang akan berpikir seribu kali jika ternyata gaji di tempat baru lebih kecil. Benar demikian?

Selepas lulus S1, aku dan teman-temanku berharap ada perubahan yang bisa kami rasakan. Kenaikan pangkat, misalnya. Kalaupun itu tidak memungkinkan, kami berharap bisa mendapatkan pekerjaan baru menggunakan ijasah S1 dan berharap gaji yang diterima bisa lebih banyak. 
Sebagian dari kami bisa mewujudkan keinginan itu. Sebagian yang lain masih di posisi yang sama. Aku? Aku mendapatkan pekerjaan baru dengan ijasah S1, namun gaji yang ku terima di tempat baru jauh jauh lebih kecil.

Apakah aku dapat uang makan? Tidak.
Apakah aku dapat uang transportasi? Tidak.
Apakah aku dapat uang obat? Tidak. Hanya BPJS.
Apakah ada jatah kacamata / lensa? Tidak.

KENAPA MAU KERJA DISANA??

Kalau dipikir-pikir aku memang bodoh ya. Apalagi di penghujung tahun seperti ini. Disaat orang-orang gelisah dengan BERAPA KALI gaji pokok yang akan diterima sebagai bonus akhir tahun, aku hanya bisa tersenyum. Ya ampun, bonusan mereka sama seperti gajiku setahun :O

Padahal sebelum menerima pekerjaan baruku, aku sudah mendapatkan gambaran gaji yang aku terima. Bahkan aku menandatangani surat pernyataan yang menyatakan besaran gajiku selama satu bulan. Sembilan ratus ribu sekian. WOW. Di luar itu, aku akan mendapatkan tunjangan sesuai kinerjaku. Sesuai bocoran yang ku terima, tunjangan tersebut senilai tiga ratus ribu sekian. WOW. Total Take Home Pay (THP) ku tidak melebihi UMR sini.

Kala itu, lemes banget rasanya. Ikut seleksi bolak-balik Bekasi - Purworejo hanya untuk pekerjaan dengan gaji dibawah UMR. Ckckck. Masalah ini hanya ku ceritakan ke orang tuaku, tidak pada teman-temanku karena aku yakin mereka akan memprotesku keras. "Ngapain mau pindah kerja jika gaji tak lebih besar?"

Dilihat dari raut muka orang tuaku, mereka juga sedikit kecewa, masak sih instansi pemerintah tak mampu memberikan gaji biarpun hanya UMR?

Entah saat itu aku dapat kekuatan dari mana, hingga aku bisa membuat keputusan besar ini; aku menerima pekerjaan itu, melepas semua yang sudah aku peroleh disini, mengganti dengan sesuatu yang tak lebih baik dari sebelumnya.

Apa ya, mungkin karena aku tak ingin perjuanganku sia-sia, mungkin karena aku sudah ingin sekali resign, mungkin karena orang tuaku juga sudah ikhlas jika keadaanku seperti itu.

Aku mengikhlaskan segalanya. Biasanya tiap bulan aku memberikan sejumlah uang ke ibuku, membelikan pulsa untuk keluargaku, aku tak lagi bisa melakukannya. Tapi aku pikir, kembalinya aku ke rumah mungkin bisa jadi sesuatu yang lebih mahal dibandingkan uang yang bisa ku berikan. Aku bisa lebih berbakti pada kedua orang tuaku.

Bismillah.

Di bulan pertama aku gajian, ku lihat nilai yang ditransfer ke rekeningku, sesuai dengan surat pernyataan yang pernah kutandatangani. Tunjangan? Tak jauh-jauh dari bocoran yang pernah ku terima, empat ratus ribu sekian.

Bohong sih kalau aku bilang rasanya biasa saja. Berat, berat banget! Biasanya sekali gajian dapet sekian juta, sekarang hanya segitu. Tapi satu hal yang pasti, aku tidak menyesal. Aku mengkhilaskan semuanya.

Di bulan kedua, THP-ku tak jauh-jauh dari gaji pertama, bahkan turun beberapa puluh ribu. Tunjangan yang ku terima jumlahnya tergantung pendapatan bulanan rumah sakit.
Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu
Tuhan itu Maha Baik ya. Ketika aku mulai ikhlas dengan gaji yang ku terima, aku mulai menikmati kehidupan baruku, hidup dengan sederhana, apa adanya, di saat itulah Alloh SWT menunjukkan ke-Maha Pemurah-an Nya.

Di bulan ketiga, tunjanganku meningkat drastis. Bukan karena pendapatan rumah sakit sedang meningkat pesat, tapi karena faktor pengali untuk penghitungan tunjanganku memang diperbesar. Syukur alhamdulillah ya Alloh. THP ku tak lantas menyamai gajiku di tempat sebelumnya, masih jauuuh perbedaannya, tapi alhamdulillah lebih baik dari dua bulan pertamaku.

Jadi, apakah suatu kemunduran jika menerima pekerjaan dengan gaji lebih kecil? Menurutku, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita melihatnya hanya sebatas uang yang diterima, maka bisa jadi itu kemunduran. Tetapi, jika kita bisa mensyukuri apapun keadaan kita, kita ikhlas, kita bisa mendapatkan sesuatu yang lebih.

Aku disini, meski gajiku tak lebih baik dari gaji di tempat sebelumnya, tapi aku merasa bahagia disini. Aku mendapatkan pekerjaan sesuai dengan passion-ku sehingga bisa lebih semangat kerjanya. Aku bisa lebih dekat dengan kedua orang tuaku, tahu keseharian mereka, aku bisa membantu apa yang mereka butuhkan. Selain itu, aku lebih mensyukuri hidupku. Alih-alih menggerutu nasibku yang gajinya tak seberapa, ternyata ada orang lain yang tak seberuntung diriku.

BERAT. Berat sangat ketika kita harus menerima keadaan yang tak seperti biasanya kita. Mungkin kita bisa berdalih 'hidup itu pilihan', kita bisa saja memutuskan untuk tetap bertahan dibanding harus masuk ke keadaan yang lebih mengenaskan. Tapi, apakah selamanya kita akan tetap diam ditempat seperti itu?

Ikhlaskan semua karena Alloh SWT. Insyaalloh Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik :)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.