Lulusan S1 'Ngolong' di Bawah Meja?

Friday, September 22, 2017
"Kamu kuat (ng)angkat CPU itu? Lulusan S1 lho. Kayak gini tuh kerjaannya D3!" Katanya mengomentari apa yang ku lakukan.

Aku tak bergeming, masih tetap melanjutkan pekerjaanku.

"Hahaha. Masak S1 ngolong-ngolong kayak gini." Kali ini dia tertawa.

"Harusnya jadi kepala instalasi ya Mi." Kata yang lain menambahkan.

"Buahahaha...." kali ini aku tertawa, masih di kolong meja. Aku sedang memasang periperal yang terpasang ke CPU. Kabel monitor gagal terpasang gegara dua orang tengah menertawakanku dan aku ikut tertawa. Apalagi saat aku menyadari kalau satu dari mereka mendokumentasikan aku yang sedang sibuk di bawah meja. "S1 lhoo...hahahaha." katanya mengulangi sambil tertawa melihat fotoku.

Dua orang yang menertawakanku tadi adalah temanku di Instalasi PDE, seruangan, RT 01. Apa yang mereka katakan tak lantas membuatku merasa kecil hati atau tersinggung, aku justru geli mendengar obrolan mereka.

Beberapa bulan yang lalu, aku pernah menceritakan bagaimana tim PDE membantu orang-orang perkantoran pindah gedung karena akan direnovasi. 


Nah, bulan ini mereka kembali menempati gedung lama. Tentunya tim PDE kembali beraksi memastikan komputer bisa berjalan sebagaimana mestinya. Harusnya sih bukan hal yang aneh kalau aku ngolong-ngolong seperti tadi. Toh, waktu pindahan pertama, aku juga ikut bongkar pasang komputer. Hanya saja, aku tak bersama dia, orang yang pertama kali mengomentari kenapa lulusan S1 mengerjakan kerjaan lapangan. Aku memang jarang menyelesaikan problem di user bersamanya, jadi mungkin dia merasa aneh saat melihatku berada di bawah meja.
Kalau dipikir-pikir apa yang temanku sampaikan ada benarnya. Seandainya aku bekerja di perusahaan swasta, mungkin posisiku adalah supervisor yang memiliki anak buah yang bisa disuruh ini itu. Tak ada cerita deh ngolong di bawah meja. Biar bawahanku yang mengerjakan, aku cukup duduk manis di balik meja kerjaku.

Sayangnya itu tak berlaku untukku saat ini. Di tempat kerjaku sekarang, tak ada bedanya antara lulusan S1 dengan lulusan D3, apalagi kalau statusnya sama-sama pegawai Non PNS alias kontrak. Satu-satunya yang membedakan adalah gaji yang diterima, dimana lulusan S1 mendapatkan Rp 25.000,- lebih banyak  dibanding lulusan D3. Iya benar, kamu nggak salah baca dan aku nggak salah tulis. Perbedaannya hanya dua puluh lima ribu rupiah. Wkwkwk.

Kuliah mahal-mahal hanya untuk tambahan 25 ribu? Mungkin aku bodoh, aku tolol, aku stupid, bahkan ketika aku memutuskan untuk pindah ke tempatku sekarang. Tapi, tak ada penyesalan sedikitpun dalam diriku, atas apa yang sudah ku putuskan dan apa yang ku dapatkan saat ini.

Akan tetapi, menjadi Sarjana diantara Ahli Madya rasanya agak tidak nyaman. Apalagi kalau sudah bawa-bawa jenjang pendidikan. Misal ada masalah dan belum menemui titik temu, lantas "Gimana, S1?" Pernah suatu ketika temanku sedang membahas query SQL yang tak bisa menampilkan data. Aku mencoba membantu dan berhasil, data keluar. Seketika temanku berkomentar,"Beda ya kalau lulusan S1" Zzzzz.

Kalau murni lulusan S1, mungkin aku tak bisa apa-apa. Untungnya dulu pernah kuliah D3, di Polman Astra pula, jadilah aku punya kemampuan ngoding, query, dan juga bongkar pasang komputer. Dengan begitu, aku juga bisa mengerjakan apa yang teman-temanku kerjakan, kecuali jaringan. Rasanya aku masih tak paham tentang per-switch-an dan kabel-kabel yang terhubung & menghubungkan.

Menjadi satu-satunya lulusan S1 di Instalasi PDE tak lantas membuatku ingin diistimewakan. Aku justru tak ingin dibedakan (karena sejatinya memang tak ada perbedaan). Aku senang ketika diajak ke user; mengecek printer yang error, mengganti pita printer 'egrek-egrek', termasuk pula angkat-angkat CPU seperti hari ini. Lagipula, pusing kalau setiap hari harus menatap layar penuh kodingan tak jelas. Menemui user terkadang bisa jadi selingan agar tak bosan duduk di pojok ruangan.

Jadi, pada intinya, aku tak pernah menyesal kuliah S1, tak menyesal kerja menggunakan ijasah S1, meski kerjaanku membuatku harus ngolong di bawah meja. Aku menikmati pekerjaanku dan aku happy :)

2 comments:

  1. Pendidikan itu gak perlu disesali, toh, S1 atau D3 kan investasi buat diri kita sendiri

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.