[Resensi] Hujan - Tere Liye

Thursday, January 14, 2016
Sumber : Goodreads
Sinopsis Buku:
Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan

***

Rasanya sudah lama sekali Tere Liye tidak mengangkat tema Romance dalam novelnya. Tiga novel terakhir, meski menghadirkan cinta di dalam ceritanya, tidak fokus menceritakan kisah cinta dua makhluk pria dan wanita. Sebut saja Bulan, yang merupakan kelanjutan dari novel Bumi, bercerita kisah fiktif nan imajinatif dari sosok Raib yang punya kemampuan menghilang. Selanjutnya novel berjudul Rindu yang ternyata menceritakan perjalanan menuju Baitullah (naik haji). Dan di penghujung tahun ada novel Pulang yang membahas economic shadow dan fenomena yang terjadi di dalamnya. 

Kini di novel terbarunya, Tere Liye menceritakan kisah cinta yang sedikit rumit dari seorang gadis pecinta hujan.


HUJAN.

Tahun 2050. Seorang gadis yang tahun ini berusia 21 tahun tengah berada di satu ruangan yang sama dengan seorang paramedis. Gadis itu bernama Lail. Di usianya yang masih muda, dia ingin menghapus semua memori dari kejadian yang menyakitkan dalam hidupnya. Dia pun mulai menceritakan kisah hidupnya kepada Elijah, sang paramedis.

Hari itu Lail yang masih berusia 13 tahun sedang dalam perjalanan ke sekolah dengan didampingi ibunya. Mereka naik kereta bawah tanah beserta penumpang lainnya. Di tengah perjalanan, kereta berhenti, mengerem mendadak. Rupanya ada gempa yang datang akibat adanya gunung meletus. Gunung purba, yang memiliki kekuatan setara dengan Gunung Toba saat meletus.

Tak banyak orang yang selamat dari bencana tersebut. Dan dari sekian penumpang kereta bawah tanah, hanya 2 orang yang hidup, Lail dan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, Esok namanya. Esoklah yang menyelamatkan nyawa Lail saat itu. Selanjutnya kisah Esok dan Lail pun dimulai.

***

Novel ini memiliki setting waktu 2050. Tak heran jika penggunaan teknologi canggih begitu ditonjolkan. Mobil terbang. Fasilitas umum tanpa petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis. Pembayaran autodebet tanpa alat. Dan juga ada tempat, dengan segala teknologinya, ia mampu menghapus memori/ingatan manusia. Untuk setting tempat tidak diceritakan secara mendetil di bumi bagian mana, negara mana, kota mana. Hanya sebuah wilayah yang memiliki Ibu Kota dan kotanya dibagi ke dalam Sektor.

Novel ini berhasil memikat pembaca dengan alurnya yang maju mundur. Setiap akhir bab seakan diberikan clue untuk menebak apa yang selanjutnya akan terjadi. Sosok Esok benar-benar dibuat penasaran. Apalagi kisah cintanya dengan Lail, begitu rumit karena mereka harus dipisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing. 

Bukan Tere Liye namanya jika ia tidak bisa membuat para pembaca berdecak kagum atas karyanya. Kali ini dalam novel Hujan, Tere Liye menyajikan berbagai macam hujan. Ada hujan abu, hujan asam, hujan salju, dan ketika tidak ada hujan sama sekali. Penjelasan ilmiah mengenai intervensi gas pada lapisan bumi pun dapat dipahami dengan baik bagi para pembaca. Dan tentu saja, ide ceritanya selalu di luar dari apa yang kebanyakan orang pikirkan.

5 comments:

  1. aku belum pernah baca tere liye, huhuhu. belum ada novel gratis yang bisa dipinjam. #plak

    ReplyDelete
  2. bagus resensinya. tp kalo boleh tau, novelnya udah terbit dari kapan ya? thx :)

    ReplyDelete
  3. @vera astanti : mau takpinjemin po mbak vee?? hehe

    @Tiara I Kartini : aku udah pre-order sejak akhir des 2015, dan bukunya nyampe awal jan 2016.

    sekarang udah bisa diorder via : http://tbodelisa.blogspot.co.id/

    ReplyDelete
  4. sad end ga ceritanya? di gramed masih ada ga ya?

    ReplyDelete
  5. Aku baru aja kelar baca Hujan. Sukaaaaa. Tapi ga terngiang-ngiang sampe berhari-hari kek sewaktu baca Pulang :))

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.