[UnTu] Pergi ke Harco

Monday, July 08, 2013
Pada suatu hari di bulan Ramadhan, UnTu (Unni dan Tunni) berkeinginan untuk pergi ke Harco Mangga Dua. Harco merupakan pusat perbelanjaan elektronik terbesar di Jakarta. Disana dijual alat-alat elektronik khususnya komputer, laptop, dan aksesorisnya. Flashdisk, mouse, earphone, headset, lengkap dijual disana. 

Bukan kali pertama UnTu pergi kesana. Yang menjadi permasalahan adalah UnTu tidak pernah pergi ke Harco berduaan. Pasti ada teman yang mendampingi mereka. Dan hari itu, tak ada teman yang bisa mengantar UnTu. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi berdua saja.

"Mau naik motor atau naik angkot?" tanya Tunni pada Unni.
"Emmm... angkot naik apa yah? Pernah sih aku ke Harco ke Vita naik metromini 27, tapi harus dari Arta sana." jawab Unni.
"Hmm.. naik motor aja yuk." ajak Tunni.
"Ayok."
"Tapi kamu tahu jalannya kan kalo naik motor?"
"Enggg... Harco kan searah ya kalau sama Ancol. Kalau ke Ancol lurus, kalau ke Harco belok kiri."
"Terus? Tau nggak jalannya?" kata Tunni.
"Yah, paling ngikutin busway aja. Kan dari sini ke Senen. Nah, dari Senen kayaknya tinggal ngikutin busway yang ke Ancol."
"Bener nih ya?"

Berbekal pengetahuan jalan Unni yang minim, akhirnya UnTu pun pergi naik Ova, motor Tunni. Tiba di perempatan Senen, Tunni menanyakan langkah selanjutnya.
"Kemana ini Un?"
"Kalau ke Ancol itu ke kanan. Nah, itu ada busway yang arah kanan. Coba ikutin deh."

Tanpa banyak ba bi bu, mengingat cuaca Jakarta yang panas, Tunni yang mengendarai Ova pun segera mengikuti busway yang melaju sedang. Ketika busway itu berbelok ke arah kiri, Tunni pun ikut berbelok ke arah kiri. Dan tiba-tiba busway menghilang dari pandangan mereka. Mereka tertinggal oleh busway yang melaju lebih dulu.
"Un, buswaynya kok ngilang."
"Iya, tadi gara-gara macet kita ketinggalan."
"Terus, kita kemana nih?"
"Lurus aja." kata Unni dengan PD nya.

Dengan pelan, UnTu saling berbisik.
"Un..."
"Tunn.."
"Kok??"
"Kok di depan ada tugu Monas?"
"Iya, Tun. Apa kita nyasar?" kata Unni.
"Nggak tahu. Tapi ini kayaknya arah ke Monas deh. Itu tugunya semakin jelas terlihat."
"Ya udah, yok puter balik."
"Aduuh, ini puter balik dimana? Jauh amat." kata Tunni mencari belokan untuk puter balik.
"Jakarta sih ya, satu arah jalannya, jadi kalau mau puter balik susah."

Akhirnya UnTu putar balik ke arah mereka sebelum belok ke kiri mengikuti busway.
"Eh, Tun. Lihat deh. Bukannya tadi buswaynya belok. Kok yang itu lurus?" kata Unni memperhatikan busway yang melaju di depan mereka.
"Apa mungkin dari Senen tadi ada 2 busway dengan arah yang berbeda ya? Satu ke Monas dan satu ke Ancol." tambah Unni.
"Mungkin." kata Tunni yang sudah terlihat capek. "Terus kemana kita ini?"
"Lurus terus deh, ikuti busway yang itu. Bener kalo ini."

UnTu pun mengikuti busway dengan arah yang berbeda dengan busway yang sebelumnya. Akhirnya sampailah mereka di daerah Mangga Dua. 
"Ini belok kiri kan ya?" tanya Tunni.
"Nah, iya. Buswaynya lurus ke Ancol, kita belok kiri. Kalau sampai sini sih aku tahu."
"Yeeee... kalau udah sampai sini aku  juga tahu." seru Tunni.

***
Begitulah kisah UnTu pergi ke Harco yang nyasar ke Monas. Beruntung, mereka belum benar-benar tiba di Monas. Hikmahnya, mereka menjadi tahu bahwa di halte Senen, busway memiliki rute yang berbeda-beda. 

Dan setelah diberitahu kawan-kawannya, untuk pergi ke Harco (dari Sunter) tak perlu jauh-jauh lewat Senen. Namun, bisa lebih cepat lewat Kemayoran. Terima kasih, Kawan.
***
Nantikan kisah UnTu selanjutnya ^^

1 comment:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.